KONTAN.CO.ID - Harga emas turun pada hari Kamis (14/3), terpukul oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil US Treasury. Sementara para pedagang menunggu lebih banyak data ekonomi AS yang dapat mengarahkan harapan penurunan suku bunga The Fed pada pertengahan tahun. Melansir Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$2.166,90 per ons troi pada pukul 07.42 GMT. Sedangkan, harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi US$2.172,00.
Baca Juga: Tersengat Sentimen Pemangkasan Suku Bunga, Harga Emas Dalam Tren Bullish Indeks dolar AS naik 0,1%, sedangkan imbal hasil Treasury 10-tahun berada di atas rata-rata pergerakan 200 hari di 4,2036%. Penguatan dolar membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi menurunkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Investor menunggu data penjualan ritel AS, laporan indeks harga produsen (PPI) dan klaim pengangguran yang akan dirilis hari ini untuk mengukur kesehatan perekonomian AS dan apakah hal tersebut akan menghalangi The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Juni. “Ada penurunan kecil pada harga emas setelah rilis data CPI AS, namun hal ini tidak banyak mengubah pandangan pasar terhadap kebijakan moneter AS,” kata Kelvin Wong, nior market analyst for Asia Pacific di OANDA. "Dengan data PPI hari ini, jika angka inti tahunan mendekati ekspektasi, saya masih memperkirakan harga emas akan tetap mendapat dukungan." Pedagang melihat peluang 67% penurunan suku bunga pada bulan Juni, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG, turun dari 72% sebelum data menunjukkan adanya kekakuan dalam inflasi. The Fed akan merilis proyeksi 'dot plot' terbarunya pada pertemuan kebijakan minggu depan. Pertemuan bulan Desember memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar tiga perempat poin pada tahun 2024. Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 3.000 Menjadi Rp 1.203.000 Per Gram, Kamis (14/3)