KONTAN.CO.ID - Harga emas turun pada hari Senin (17/6) karena dolar Amerika Serikat (AS) tetap kuat. Sementara investor menantikan data ekonomi dan komentar dari pejabat The Fed untuk mendapatkan kejelasan tentang jadwal pemotongan suku bunga. Melansir
Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi US$2.321,49 per ons troi pada pukul 08.52 GMT, setelah naik 1% pada hari Jumat. Kontrak berjangka emas AS turun 0,6% menjadi US$2.334,40. Imbal hasil obligasi US Treasury bertenor 10-tahun dan dolar AS naik, membuat emas menjadi kurang menarik.
"Para pedagang emas tetap berhati-hati terhadap ekspektasi pemotongan suku bunga AS setelah pernyataan lebih
hawkish dari The Fed pada akhir pekan," kata Han Tan, analis pasar utama di Exinity Group.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun ke Rp 1.344.000, Simak Proyeksi Hingga Akhir Tahun Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada hari Minggu mengatakan bahwa adalah "prediksi yang masuk akal" bahwa bank sentral AS akan memotong suku bunga sekali tahun ini, menunggu hingga Desember untuk melakukannya. Sejumlah pembuat kebijakan The Fed akan berbicara minggu ini. Data utama yang dinantikan adalah data penjualan ritel AS pada hari Selasa (18/6), klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis (20/6), dan PMI awal pada hari Jumat (21/6). Data yang dipublikasikan minggu lalu menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja dan tekanan harga menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. "Dengan beberapa tanda kelemahan muncul dalam ekonomi AS, yang bisa melemahkan dolar AS dan juga meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga di masa depan, emas berada dalam posisi yang bagus untuk memanfaatkannya," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com. Suku bunga yang lebih rendah membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi pilihan investasi yang lebih menarik.
Baca Juga: Harga Emas Turun, Pidato Pejabat Fed Merusak Harapan Penurunan Bunga "Logam mulia tetap didukung oleh harapan yang terus-menerus bahwa perubahan kebijakan Fed pada akhirnya akan tiba. Gejolak politik di Prancis juga menambah serangkaian pemicu risiko di panggung global," kata Tan dari Exinity Group. Di tempat lain, output industri China pada bulan Mei meleset dari perkiraan di tengah penurunan pasar properti, tingginya utang pemerintah daerah, dan deflasi. Sementara itu, harga perak spot turun 1,2% menjadi US$29,19 per ons troi, platinum turun 0,6% menjadi US$951,60, dan palladium naik 0,5% menjadi US$894,50. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto