KONTAN.CO.ID - Harga emas turun pada Rabu (11/9), seiring penguatan dolar Amerik Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury. Menyusul data inflasi AS mendorong investor untuk mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga besar oleh The Fed pada minggu depan. Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,4% menjadi US$2.505,17 per ons troi pada pukul 9:40 pagi ET (1340 GMT). Sementara emas berjangka AS juga turun 0,4% menjadi US$2.533,70 per ons troi.
Baca Juga: Begini Prospek Harga Logam Industri Saat Ekonomi China Masih Lesu Setelah rilis data tersebut, indeks dolar naik 0,1% dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun juga meningkat, menekan harga emas. Harga konsumen AS hanya naik sedikit pada Agustus, namun inflasi inti tetap bertahan, yang bisa membuat The Fed ragu untuk memangkas suku bunga sebesar setengah poin pekan depan. "Inflasi masih ada. Konsumen masih merasakannya. Jika mereka (The Fed) memangkas setengah poin, itu berarti mereka menyerah... Pemangkasan seperempat poin adalah sesuatu yang hampir mereka harus lakukan saat ini," kata Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures. Baca Juga: Harga Tembaga Terkerek Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga AS dan Pelemahan Dolar Pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 85% untuk pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis poin, naik dari 71% sebelum data inflasi, menurut CME FedWatch Tool. Mayoritas ekonom dalam survei Reuters memperkirakan, The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada masing-masing dari tiga pertemuan kebijakan yang tersisa di 2024. Sementara hanya sembilan dari 101 yang memperkirakan pemangkasan setengah poin minggu depan. Baca Juga: Emas Bertahan Kuat di Atas US$ 2.500 Jelang Debat Presiden dan Rilis Data Inflasi AS