Harga Emas Spot Turun Tipis ke US$2.311,80 pada Rabu (12/6) Pagi



KONTAN.CO.ID - Harga emas turun pada Rabu (12/6), tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

Investor menunggu data inflasi utama Amerika Serikat (AS) dan proyeksi suku bunga terbaru dari The Fed yang akan diumumkan nanti pada hari itu.

Harga emas spot turun 0,2% menjadi US$2.311,80 per ons troi pada 0128 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS naik 0,1% menjadi US$2.328,80.


Dolar naik 0,1%, membuat emas yang dihargakan dalam dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun juga naik.

Baca Juga: Permintaan Emas Tetap Tinggi Ditengah Rekor Harga Tertinggi

Laporan inflasi indeks harga konsumen (CPI) Mei, yang akan dirilis pada 1230 GMT, akan menjadi data utama berikutnya yang mendorong ekspektasi terhadap The Fed.

Pembuat kebijakan The Fed akan memperbarui proyeksi ekonomi dan suku bunga mereka saat mereka menyelesaikan pertemuan dua hari mereka nanti pada hari ini.

Proyeksi ekonomi yang diperbarui dari pejabat The Fed minggu ini diperkirakan akan menunjukkan lebih sedikit pemotongan suku bunga daripada yang diantisipasi oleh pembuat kebijakan tiga bulan lalu.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Permintaan emas di Asia melonjak meskipun harga mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada Mei, kata pejabat industry.  Pembeli memborong logam mulia ini untuk melindungi diri dari ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 Menjadi Rp 1.338.000 Per Gram Pada Hari Ini (12/6)

Produsen emas Polymetal International berencana menggandakan produksi pada tahun 2029 melalui akuisisi di Asia Tengah dan akan menghentikan dividen sambil mengejar tujuan tersebut, kata perusahaan itu pada hari Selasa dalam perubahan strategi sejak penjualan asetnya di Rusia.

Di tempat lain, harga perak spot naik 0,2% menjadi US$29,33 per ons troi, platinum naik 0,8% menjadi US$959,10, dan paladium naik 1% menjadi US$892,45.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto