KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas stabil pada hari Selasa (28/2). Hari libur China menipiskan likuiditas karena emas batangan berusaha pulih dari kinerja harian terburuknya dalam lebih dari sebulan di tengah aksi jual global yang dipicu oleh model AI DeepSeek China. Selasa (28/1) pukul 13.56 WIB, harga emas spot stabil di US$ 2.739,28 per ons troi. Harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi Us$ 2.742,50 per ons troi. Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Senin, penurunan terbesar sejak 18 Desember. Investor menjual emas batangan untuk menutupi kerugian yang berasal dari aksi jual pasar yang lebih luas yang dipimpin oleh saham teknologi. Model AI berbiaya rendah dan berdaya rendah dari DeepSeek menimbulkan pertanyaan tentang indikator AI tradisional.
Dengan ditutupnya pasar di China untuk liburan Tahun Baru Imlek, perhatian kini tertuju pada pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS yang dimulai Selasa malam nanti. Baca Juga: Investor Pantau Rapat The Fed, Harga Emas Bertahan Usai Anjlok Lebih dari 1% Para pembuat kebijakan diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada hari Rabu. Tetapi Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin bank sentral menurunkan biaya pinjaman. Jika Fed tidak mengubah suku bunga, ini akan menjadi jeda pertama dalam siklus pemotongan suku bunga yang dimulai September lalu. "Jika (Ketua Fed) Jerome Powell membiarkan peluang sedikit lebih terbuka untuk potensi pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, ini dapat menekan imbal hasil Treasury dan memberikan dukungan untuk emas," kata Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade seperti dikutip Reuters. Watere mengatakan, level US$ 2.800 merupakan target jangka pendek harga emas yang layak. Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 Hari Ini (28/1), Beli Setahun Lalu Masih Untung 28% Secara keseluruhan, emas akan memecahkan rekor tahun ini karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran inflasi dalam masa jabatan kedua Trump, menurut jajak pendapat Reuters.