KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melonjak ke rekor tertinggi baru pada hari Senin seiring dengan melemahnya dolar AS, kritik Presiden Donald Trump terhadap The Fed, dan kekhawatiran berkelanjutan mengenai perang dagang yang meningkatkan permintaan aset lindung nilai. Harga emas menyentuh US$3.385,36 per ounce, naik hingga 1,8%, sementara indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,7%, menandai level terendah sejak awal 2024.
Tekanan Politik terhadap The Fed
Mengutip bangkokpost, Lonjakan ini terjadi di tengah laporan bahwa Trump mempertimbangkan untuk memecat Ketua The Fed Jerome Powell, serta terus mendorong suku bunga yang lebih rendah. Presiden Federal Reserve Bank of Chicago, Austan Goolsbee, memperingatkan bahwa upaya mengganggu independensi bank sentral bisa berdampak buruk bagi stabilitas ekonomi.Permintaan Global Terus Meningkat
Harga emas telah naik secara konsisten tahun ini, dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap perang dagang dan perlambatan ekonomi global. Kepemilikan emas dalam ETF berbasis emas meningkat selama 12 minggu berturut-turut, merupakan rekor terpanjang sejak 2022. Bank-bank sentral dunia pun terus menambah cadangan emasnya, mencerminkan permintaan global yang kuat terhadap logam mulia tersebut.Ketegangan Perdagangan dan Proyeksi Ekonomi
Di sisi perdagangan, China memperingatkan agar tidak ada pihak yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Beijing, menurut pernyataan dari Kementerian Perdagangan China. Baca Juga: Ahli Geologi Temukan Salah Satu Deposit Emas Terbesar di Bumi, Ini Lokasinya! Data penting yang akan dirilis minggu ini, termasuk revisi proyeksi dari Dana Moneter Internasional (IMF), kemungkinan akan memperkuat kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.Pergerakan Logam Mulia Lainnya
- Perak berbalik arah dari penurunan awal dan berakhir lebih tinggi.
- Platina tidak mengalami perubahan signifikan.
- Palladium justru mengalami penurunan.