KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas mencatatkan tonggak sejarah baru setelah melampaui level psikologis US$3.300 per troy ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah perdagangan global. Mengutip financialexpress, pada tanggal 16 April 2025, harga emas menyentuh level intraday tertinggi sebesar US$3.318, menandai lonjakan sekitar 40% dalam 12 bulan terakhir. Penutupan harga hari ini akan menjadi penentu apakah tren bullish emas mampu bertahan di atas level US$3.300.
Ketidakpastian Perdagangan AS dan Melemahnya Dolar AS Mendorong Permintaan Aset Safe Haven
Sentimen pasar global saat ini dibayangi oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta pelemahan nilai tukar Dolar AS. Dua faktor ini secara historis dikenal sebagai pendorong utama kenaikan harga emas, karena investor cenderung mengalihkan portofolio ke aset safe haven seperti emas fisik dan ETF berbasis emas.Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Dorong Lonjakan Permintaan Emas
Dalam beberapa hari terakhir, tarif impor baru yang diajukan AS terhadap Tiongkok mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga 245%, sebagai bentuk respons terhadap tindakan balasan dari Beijing. Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan konfrontasi, tetapi juga tidak akan tinggal diam menghadapi tekanan sepihak dari Amerika Serikat. Kondisi ini menciptakan lingkungan ekonomi global yang tidak pasti, mendorong investor untuk menjual obligasi dan saham, lalu mengalihkan dananya ke logam mulia. Hal ini menegaskan kembali status emas sebagai aset yang paling aman di tengah volatilitas geopolitik. Baca Juga: Harga Emas Dunia Sentuh All Time High Lagi, Kapan Tembus US$ 3.300?Permintaan Emas Global Diperkuat oleh Bank Sentral dan Investor Institusional
Selain faktor geopolitik, tren bullish emas juga diperkuat oleh:- Pembelian rutin emas oleh bank sentral, khususnya dari negara berkembang
- Aliran masuk yang konsisten ke dalam ETF berbasis emas
- Ketidakpastian prospek pertumbuhan ekonomi global dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed