Harga Emas Tembus US$ 2.000 Hari Ini (24/3) di Tengah Prospek Jeda Kenaikan Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tembus ke level US$ 2.000 pada hari Jumat (24/3) di tengah prospek jeda kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Meski sempat tertekan oleh penguatan nilai tukar dolar AS, prospek jangka panjang emas masih cerah mengingat taruhan untuk jeda kenaikan suku bunga AS.

Harga emas spot naik  0,4% ke US$ 2.001,45 per ons troi pada pukul 19.35 WIB hari ini. Sedangkan harga emas berjangka AS kontrak Juni 2023 juga menguat 0,16% menjadi US$ 2016,50 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka menguat 1,32% dan harga emas spot menguat 0,60%.

Harga naik dalam dua sesi terakhir setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin, sesuai dengan prediksi. Bank sentral AS mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga hampir berakhir. Suku bunga yang lebih rendah memoles daya tarik untuk emas yang tidak menawarkan bunga.


Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Jumat 24 Maret 2023, Cek Daftarnya di Sini

Meski aksi ambil untung dan dolar yang lebih kuat menekan emas, investor cenderung menggunakan setiap penurunan untuk menambah posisi beli emas. Alhasil, harga berpotensi menanjak selama 12 bulan ke depan, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Indeks dolar naik 0,67%, membuat emas batangan lebih mahal untuk pembeli dengan mata uang lain. Secara fisik, data menunjukkan bank sentral Rusia meningkatkan kepemilikan emas sebesar satu juta ons troi sejak dimulainya perang di Ukraina.

Emas memungkinkan bank sentral untuk melakukan diversifikasi dari aset seperti US Treasury dan dolar. Pembelian emas oleh bank-bank sentral ini dipandang sebagai salah satu faktor yang mendukung harga secara keseluruhan.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Berpotensi Menguat ke Level US$ 2.000

Perak turun 0,3% menjadi US$ 23,05 per ons, tetapi berada di jalur untuk kenaikan minggu kedua berturut-turut.

"Kami melihat perak mengungguli emas selama 6-12 bulan ke depan karena pengaruh umumnya terhadap pasar bullish logam mulia, tetapi juga paparannya yang lebih tinggi terhadap pemulihan China, pertumbuhan India yang kokoh, dan paparannya terhadap pertumbuhan konsumsi terkait tenaga surya," Citi kata dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

Platinum tergelincir 0,3% menjadi $981,06, sementara paladium turun 1,2% menjadi US$ 1.413,31.

"Kami lebih menyukai platinum daripada paladium, karena kami berharap platinum mendapat manfaat dari gangguan pasokan di Afrika Selatan dan substitusi berkelanjutan dalam autokatalis, lebih memilih platinum daripada paladium," kata Staunovo dari UBS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati