KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali menguji level tertinggi baru. Berdasarkan data Bloomberg, Senin (20/5) pukul 10.43 WIB, harga emas spot menguat 0,90% ke US$ 2.436,98 per ons troi. Harga emas bahkan sempat menyentuh US$ 2.440 per ons troi di level tertinggi hari ini. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan bahwa kenaikan harga emas disokong oleh tingginya ketidakpastian geopolitik dan potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mungkin kembali mencuat. Terlebih, dia melihat bahwa tren harga emas saat ini menunjukkan pola bullish yang kuat. Dia menambahkan, investor cenderung memilih emas sebagai aset safe haven mengingat eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia. Menurut Fischer, faktor-faktor ini meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan politik yang semakin tinggi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Berada di Rp 1.350.000 Per Gram, Senin (20/5) Fischer menyebut, analisis teknikal menunjukkan tanda-tanda positif. Analisis tren dan candlestick menunjukkan bahwa harga emas masih dalam fase kenaikan, tanpa indikasi pembalikan penurunan yang signifikan dalam waktu dekat. “Dengan demikian, prospek harga emas dalam minggu ini masih sangat optimistis dan akan lanjut menguat,” kata Fischer dalam riset, Senin (20/5). Fischer juga mengingatkan bahwa minggu ini terdapat pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) yang bisa memengaruhi harga emas. Sebagai lawan dari dolar AS, setiap keputusan terkait kebijakan moneter AS, seperti perubahan suku bunga, akan berdampak langsung pada harga emas. “Data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan juga telah menghidupkan kembali harapan untuk penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang pada gilirannya mendorong harga emas dan perak,” kata dia. Baca Juga: Menguji Rekor Lagi, Harga Emas Kuat Bertahan di Atas US$ 2.400 pada Senin (20/5) Pagi Lebih lanjut, Fischer meyakini bahwa kedua logam mulia emas dan perak memiliki potensi kenaikan lebih lanjut. Data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan juga telah memicu harapan akan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Suku bunga yang lebih rendah menyebabkan emas yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik.