KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas turun pada Senin (17/6), dipicu penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, investor menantikan data ekonomi dan komentar dari pejabat Federal Reserve untuk mencari petunjuk mengenai waktu penurunan suku bunga. Mengutip
Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,6% ke level US$ 2.317,84 per ons troi pada pukul 12.29 GMT, setelah naik 1% pada Jumat pekan lalu. Imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun dan dolar AS menguat, membuat emas batangan menjadi kurang menarik.
“Emas yang sedang naik (
bullish) menjaga ekspektasi penurunan suku bunga AS menyusul pidato Fed yang lebih
hawkish pada akhir pekan,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 3.000 Jadi Rp 1.344.000 Per Gram di Siang Ini (17/6) Pejabat Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Minggu, prediksi bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sekali tahun ini adalah masuk akal, dan bank sentral menunggu hingga bulan Desember untuk melakukannya. Sejumlah pengambil kebijakan Fed akan menyampaikan pidatonya minggu ini. Poin data utama adalah data penjualan ritel AS pada hari Selasa, klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis, dan PMI awal pada hari Jumat. Data yang diterbitkan minggu lalu menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja dan tekanan harga menunjukkan tanda-tanda mereda. Suku bunga yang lebih rendah membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik. “Data ekonomi utama juga akan ditampilkan untuk melihat apakah kondisi ekonomi yang memburuk dapat mempercepat pelonggaran kebijakan lebih lanjut – suatu keuntungan bagi harga emas,” kata Tan dari Exinity.
Baca Juga: Harga Emas Melemah di Awal Pekan Saat Imbal Hasil Obligasi AS Naik Sementara itu, produksi industri China pada bulan Mei tidak sesuai perkiraan di tengah kemerosotan pasar properti, tingginya utang pemerintah daerah, dan deflasi. “Penjualan kendaraan listrik baterai (BEV) mungkin gagal sejalan dengan target utama iklim karena pertumbuhan pangsa BEV yang dijual di UE terhenti,” kata analis di Heraeus dalam sebuah catatan. “Transisi yang lebih lambat akan mempertahankan permintaan PGM dari kendaraan ICE (
Internal Combustion Engine) dalam jangka panjang.” Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi