Harga Emas Tertekan Berita Penggantian Menkeu AS dan Gencatan Sejata Timur Tengah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tertekan usai berita pengangkatan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) menggantikan Janet Yellen. Rumor tentang potensi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah turut membebani harga emas.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mencermati, penurunan harga emas lebih dari US$ 30  pada Senin, dan sempat terjun menyentuh level US$ 2.611 per ons troi pada Selasa (26/11). 

Tekanan ini dipicu oleh respons pasar terhadap pemilihan Bessent sebagai Menteri Keuangan AS.


Baca Juga: Harga Emas Antam Terjun Bebas Rp 40.000 Jadi Rp 1.499.000 Per Gram Hari Ini (26/11)

“Reaksi pasar terhadap kebijakan ekonomi moderat yang kemungkinan diterapkan Bessent mengurangi kekhawatiran inflasi dan ketidakpastian perdagangan, yang sebelumnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman,” jelas Andy dalam riset, Selasa (26/11).

Bessent, pendiri Key Square Group dan manajer hedge fund ternama, dikenal sebagai tokoh yang cenderung berhati-hati dalam mengelola kebijakan fiskal. 

Pelaku pasar mengantisipasi bahwa pendekatannya yang moderat akan menyeimbangkan kebijakan proteksionisme Presiden Trump, seperti tarif tinggi dan pemotongan pajak.

Selain itu, lanjut Andy, rumor tentang potensi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah turut membebani harga emas. 

Menurut laporan Reuters, kedua pihak menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan damai yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Terobosan dalam pembicaraan ini diperkirakan dapat meredakan ketegangan geopolitik dan mengurangi permintaan terhadap emas.

Baca Juga: Harga Emas Terus Merosot Akibat Penguatan Dolar dan Meredanya Ketegangan Geopolitik

"Volatilitas harga emas hari ini dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap perkembangan kebijakan keuangan AS dan stabilitas geopolitik global. Jika isu gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah benar-benar terealisasi, potensi pelemahan harga emas lebih lanjut dapat terjadi karena menurunnya aliran safe haven," imbuh Andy.

Tim Riset  Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) mengamati,  harga emas menurun ke zona US$ 2.625 per ons troi, di tengah laporan tentang Israel yang hampir mencapai gencatan senjata dengan Hizbullah. 

Level harga emas spot tersebut masih bertahan hingga Selasa (26/11) siang, berdasarkan data Bloomberg.

Dalam berita yang beredar pada hari Senin, Israel mengatakan bahwa mereka bergerak menuju gencatan senjata dalam perang dengan Hizbullah tetapi masih ada masalah yang harus diatasi. Sementara pejabat Lebanon menyuarakan optimisme yang hati-hati tetapi mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak dapat dipercaya.

Di sisi lain, pencalonan Scott Bessent oleh Trump sebagai Menteri Keuangan AS menambah kekhawatiran pasar. Meskipun Bessent mendukung agenda kebijakan proteksionisme dan pemotongan pajak Trump, pasar memperkirakan bahwa ia kemungkinan melunakkan tarif Trump dan mengimbangi inflasi dengan mengurangi belanja pemerintah.

Berdasarkan komentar-komentarnya sebelumnya, dua hal yang sangat diinginkan oleh Bessent adalah memangkas tumpukan utang AS dan menggagalkan persaingan dari China.

Selain itu, Presiden terpilih AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan mengenakan tarif 25% kepada Meksiko dan Kanada untuk semua produk yang masuk ke AS dan akan mengenakan tarif tambahan 10% kepada China.

Baca Juga: Harga Emas Spot Turun Hampir 2% Senin (25/11) Siang, Akibat Aksi Ambil Untung

"Secara terpisah, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa masih layak untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan FOMC bulan Desember," ungkap tim riset ICDX, Selasa (26/11).

Ke depan, fokus pasar adalah risalah rapat Federal Reserve (The Fed) pada November 2024, revisi pertumbuhan ekonomi AS, dan data inti PCE yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai prospek kebijakan bank sentral.

Tim Riset ICDX menganalisis, harga emas meningkat dengan support saat ini beralih ke area US$ 2.600 per ons troi, dan resistance terdekat berada di area US$ 2.654 per ons troi. Support terjauhnya berada di area US$ 2.585 per ons troi hingga ke area US$ 2.540 per ons troi, sementara untuk resistance terjauhnya berada di area US$ 2.685 per ons troi hingga ke area US$ 2.745 per ons troi.

Sementara itu, Andy melihat, indikator Moving Average saat ini menunjukkan pelemahan tren bullish emas. Dengan kondisi tersebut, emas hari ini diperkirakan memiliki potensi turun lebih lanjut hingga ke level US$ 2.608 per ons troi. 

Namun, jika harga gagal melanjutkan penurunan dan berhasil rebound, target kenaikan terdekat berada di US$ 2.664 per ons troi.

Selanjutnya: Pengumuman Pelelangan PT Bukit Asam Tbk SPPH 4540

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 26-28 November 2024, Daging Short Plate Diskon Rp 49.600

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi