Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar AS dan Yield US Treasury



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mencapai level terendah dalam lebih dari satu minggu. Tekanan harga emas berasal dari penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi negara AS menguat serta laporan inflasi konsumen untuk mengetahui isyarat lebih lanjut mengenai apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada tahun ini.

Selasa (26/9) pukul 13.34 WIB, harga emas di pasar spot turun 0,2% ke level terendah sejak 15 September di US$ 1.911,54 per ons troi. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,3% menjadi US$1.930,30 per ons troi.

“Emas saat ini pasti akan mulai menghadapi tekanan penurunan jangka pendek karena kenaikan imbal hasil Treasury AS ditambah penguatan dolar,” kata Kelvin Wong, analis pasar senior, Asia Pasifik, di OANDA kepada Reuters.


Baca Juga: Harga Minyak Tumbang Karena Prospek Ekonomi Suram

Dolar mencapai level tertingginya dalam 10 bulan. Sementara imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke level tertinggi baru dalam 16 tahun. Kenaikan yield surat utang meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas batangan yang tidak membayar bunga dan dihargai dalam dolar.

Mayoritas pengambil kebijakan Federal Reserve diperkirakan menaikkan suku bunga lagi dalam tiga bulan ke depan. Tetapi investor terus memperkirakan hanya sekitar 40% kemungkinan pengetatan lebih lanjut pada tahun 2023.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari kemarin mengatakan bahwa suku bunga pinjaman mungkin perlu dinaikkan lebih lanjut dan dipertahankan tinggi untuk beberapa waktu untuk menurunkan inflasi kembali ke 2%.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,42% ke Rp 15.464 Per Dolar, Paling Lemah Sejak Januari

"Jeda kenaikan suku bunga The Fed seharusnya memberikan dukungan terhadap emas," tulis analis ANZ dalam sebuah catatan.

Investor akan fokus pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada hari Jumat.

"Data PCE yang lebih kuat dari perkiraan bisa menjadi salah satu katalis yang memberikan tekanan turun pada emas untuk benar-benar menguji level support utama jangka menengah US$ 1.900," kata Wong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati