Harga emas tetap dalam tren bullish



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah berada dalam fase konsolidasi, namun emas tetap diyakini berada dalam tren bullish. Sepanjang tahun ini, harga logam mulia itu diramalkan masih bisa terus menguat. Kondisi geopolitik yang tidak menentu dianggap bakal menjadi pendorong utama laju harga emas.

“Ketidakpastian menimbulkan gejolak di pasar,” ujar Dedy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures, hari ini.

Menurutnya, di samping nasib anggaran pemerintahan Presiden Donald Trump yang belum jelas, kondisi geopolitik bisa dipengaruhi oleh pemilu yang terjadi di Italia. Hampir serupa dengan Inggris, saat ini, partai sayap kanan negara tersebut juga tengah mewacanakan keluar dari Uni Eropa.


Dalam perhitungan Deddy, jika kondisi ketidakpastian terus terjadi, harga emas bisa terus menguat ke US$ 1.365-US$ 1.360 per ons troi pada kuartal I 2018.

Goldman Sachs Group jauh lebih optimistis. Jeffrey Currie, kepala penelitian komoditas menyebut risiko geopolitik bisa membawa harga ke tingkat tertinggi yang dicapai tahun 2013 silam. Menurutnya, situasi geopolitik yang semakin berbahaya mampu menghantarkan emas masuk ke level US$ 1.400-US$ 1.500 per ons troi.

Namun, Faisyal tidak berpandangan demikian. Menurutnya, sangat sulit emas bisa menembus level US$ 1.400 per ons troi. Alasannya, sikap anggota The Fed saat ini cukup optimistis terhadap perbaikan ekonomi AS dan proyeksi kenaikan suku bunga lebih banyak dari tahun lalu. “Fundamental tetap bagus buat The Fed,” ujarnya.

Menurutnya, emas justru berpeluang semakin terkoreksi. Kalau kenaikan suku bunga dilakukan pada Maret nanti, emas akan melemah. Kecil kemungkinan emas untuk terus menguat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (9/2) pukul 17.27 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2018 di Comex turun 0,13% ke level US$ 1.317,30 per ons troi. Jika dibandingkan harga sepekan sebelumnya pelemahannya sudah mencapai 1,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini