Harga Emas Tumbang ke Bawah US$ 1.900 Per Ons Troi, Rabu (27/9) Malam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melanjutkan penurunan di hari ketiga berturut-turut pada Rabu. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil terpukul oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi. Sementara para pedagang mengharapkan lebih banyak isyarat dari angka inflasi Amerika Serikat (AS) pada minggu ini.

Rabu (27/9) pukul 21.28 WIB, harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi US$ 1.886,79 per ons troi yang merupakan level terendah sejak 22 Agustus. Harga emas berjangka AS turun 0,8% menjadi US$ 1.904,70 per ons troi.

Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama membuat investor beralih ke dolar yang lebih aman. Penguatan nilai tukar dolar membuat emas lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.


Baca Juga: Harga Emas Melorot (27/9), Pahami Ini Sebelum Nafsu Memborong

Semakin melemahkan minat terhadap emas dengan imbal hasil nol, imbal hasil Treasury juga tetap mendekati level tertinggi dalam 16 tahun. “Selama narasinya tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, hal ini akan terus menekan logam mulia,” kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Securities kepada Reuters

McKay menambahkan, penurunan harga emas di bawah angka US$ 1.900 juga memicu aksi jual teknis. "Jika data (inflasi) terus menguat, makan akan menjadi hal lain yang terus membebani emas," imbuh dia.

Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi pilihan The Fed, akan dirilis pada hari Jumat. "Jika angka inflasi turun, kita bisa melihat dukungan datang pada emas dan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter bisa sedikit berkurang," kata analis ANZ Soni Kumari.

Baca Juga: Anjlok Lagi, Simak Daftar Lengkap Harga Emas Antam di Siang Ini (27/9)

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari kemarin mengatakan bahwa “soft landing” (pendaratan lunak) bagi perekonomian AS kemungkinan besar akan terjadi. Tetapi ada juga kemungkinan 40% bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga secara signifikan untuk mengalahkan inflasi.

Di sisi lain, emas terus mendapat dukungan dari permintaan fisik yang kuat, terutama dari bank sentral dan China, meskipun, “Dinamika jangka pendek tentu saja dipengaruhi oleh The Fed,” kata McKay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati