Harga Emas Turun Dari Level Tertinggi Sepekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun dari level tertinggi satu pekan di penutupan perdagangan kemarin. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih mahal untuk pembeli dalam mata uang lain.

Rabu (21/12) pukul 16.54 WIB, harga emas spot turun 0,23% ke US$ 1.813,79 per ons troi. Sedangkan harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange turun 0,12% ke US$ 1.823,40 per ons troi. 

"Emas melihat sedikit pull-back setelah reli kemarin. Pasar sangat sepi karena telah memasuki suasana liburan," kata Ajay Kedia, direktur Kedia Commodities, Mumbai kepada Reuters.


Indeks dolar naik tipis 0,1%, setelah jatuh di sesi terakhir. Nilai tukar yen menguat setelah Bank of Japan mengejutkan pasar dengan perubahan kebijakan di luar dugaan pasar.

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Harga Emas Lengser dari Level Tertinggi dalam Sepekan

Pekan lalu, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, bank sentral AS akan memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga tahun depan, bahkan saat ekonomi tergelincir menuju kemungkinan resesi. Kenaikan suku bunga biasanya membebani emas. 

"Tetapi saat kita memasuki siklus akhir pengetatan Fed, emas dapat pulih," kata ahli strategi OCBC FX Christopher Wong.

Wong menambahkan bahwa pemulihan harga emas lebih besar akan membutuhkan lebih dari sekadar kalibrasi dalam pengetatan Fed. Harga emas mungkin membutuhkan Fed untuk berhenti sejenak dari periode kenaikan suku bunga dan mungkin memangkas suku bunga.

Baca Juga: Melonjak Rp 12.000 Per Gram, Ini Daftar Lengkap Harga Emas Antam di Siang Ini (21/12)

Emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi. Tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan.

China yang merupakan pembeli terbesar emas melaporkan tidak ada kematian baru akibat Covid-19 untuk 20 Desember. Tetapi kematian di negara tersebut direvisi menjadi 5.241 setelah menghapus satu kematian di Beijing, kata Komisi Kesehatan Nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati