MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini menuju kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Permintaan terhadap aset safe haven meningkat dipicu ketegangan geopolitik dan perdagangan, yang diitandai dengan kenaikan cepat kepemilikan pada instrumen ETF emas yang diperdagangkan di bursa. Mengutip Bloomberg, Jumat (21/2) pukul 15.59 WIB, harga emas spot diperdagangkan di US$ 2.923,92 per troi ons, turun sekitar 0,50% dari level penutupan kemarin. Meski turun pada hari ini, namun harga emas masih naik lebih dari 1% minggu ini. Kenaikan mingguan kedelapan akan menjadi reli harga emas terpanjang sejak 2020.
Pada sesi kemain, harga emas bahkan mencapai titik tertinggi baru di US$ 2.947 per troi ons, sebelum ditutup lebih rendah. Rekor tertinggi harga emas di tengah kekhawatiran Presiden Trump dapat menghentikan dukungan AS terhadap Ukraina. Pemimpin negara Uncle Sam itu bersiap untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna merundingkan kesepakatan untuk mengakhiri perang, sebuah langkah yang menyingkirkan Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa. Menurut perhitungan Bloomberg, kepemilikan ETF emas melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2024, dengan lebih dari 16 ton ditambahkan minggu ini. Hal tersebut menjadikannya berada di jalur arus dana masuk mingguan terbesar sejak 2023, dalam hal tonase. Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Hari Ini 21 Februari 2025 Harga emas telah mencapai rekor berurut-turut pada tahun ini, setelah naik 27% pada 2024, di tengah meningkatnya kekhawatian atas agenda perdagangan dan geopolitik Trump. Goldman Sacsh Group Inc. menaikkan target akhir tahun emas menjadi US$ 3.100 per troi ons. Pembelian oleh bank sentral disinyalir akan menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.