Harga emas turun di awal pekan, potensi tapering semakin dekat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melemah di awal pekan. Harga emas cenderung melemah sejak akhir pekan lalu setelah ada rilis data tenaga kerja yang lebih rendah daripada ekspektasi. 

Senin (11/10) pukul 6.35 WIB, harga emas spot berada di U$ 1.754,58 per ons troi. Harga emas spot ini turun 0,14% dari harga di penutupan perdagangan pekan lalu pada US$ 1.757,13 per ons troi.

Sedangkan harga emas kontrak Desember 2021 di Commodity Exchange berada di U$ 1.755,20 per ons troi. Harga emas berjangka ini naik 0,12% jika dibandingkan dengan harga Jumat (8/10).


Baca Juga: Para ekonom kompak sebut penurunan monetary gold didorong turunnya harga emas global

Data tambahan pekerjaan AS yang dirilis pekan lalu lebih rendah daripada ekspektasi. Tapi, revisi ke atas pada data bulan-bulan sebelumnya menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja membaik. 

Emas naik tajam karena data pada awalnya tampak suram. Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals mengatakan bahwa laporan internal tampaknya secara keseluruhan tidak terlalu buruk.

"The Fed bisa melanjutkan keinginannya untuk mengurangi kebijakan moneter lebih cepat," kata Wyckoff kepada Reuters. Dengan potensi pengetatan kebijakan moneter, harga emas bisa turun.

Baca Juga: Harga emas spot ditutup di US$ 1.757 per ons troi, turun 0,2% dalam sepekan

Penurunan harga emas terbatas karena imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi. Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pun bisa mengangkat harga emas. 

Analis Standard Chartered Suki Cooper mengatakan bahwa pasar emas sekarang tampaknya mengharapkan pengumuman penurunan pembelian aset The Fed di tahun ini. "Namun, downside tampaknya tertahan, mengingat respons permintaan dari pasar fisik," ujar Cooper.

Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi. Suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan harga emas yang tidak memiliki bunga, turun.

Selanjutnya: Sejumlah bank sentral kompak tarik stimulus darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati