Harga emas turun empat hari berturut-turut, permintaan emas fisik berkurang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih turun di hari keempat setelah mencapai level tertinggi sejak November 2012 pada Kamis pekan lalu. Rabu (29/4) pukul 7.19 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.706,59 per ons troi.

Harga emas ini turun tipis 0,07% dari harga penutupan kemarin. Optimisme pelonggaran karantina di sejumlah negara, menyebabkan minat terhadap emas menurun.

Tapi, kekhawatiran resesi global membatasi penurunan harga emas. "Harga emas kehilangan kilaunya dengan asumsi bahwa pelonggaran lockdown akan membawa pemulihan V-shape dan mengurangi kebutuhan emas untuk diversifikasi dan hedging," kata Ole Hansen, analis Saxo Bank kepada Reuters.


Baca Juga: Harga minyak diramal hanya naik tipis setelah pemangkasan OPEC+ berlaku

Italia, Selandia Baru, dan Jerman mengumumkan pelonggaran karantina. Sebagian negara bagian Amerika Serikat (AS) juga melonggarkan pembatasan bisnis. Sedangkan Inggris masih melihat pelonggaran terlalu dini untuk dilakukan.

Bank-bank sentral dunia meluncurkan stimulus untuk mengatasi dampak finansial virus corona. Pemerintah-pemerintah negara dunia pun meluncurkan sejumlah stimulus fiskal untuk menopang ekonomi di tengah penurunan aktivitas bisnis.

"Tumbangnya permintaan akibat virus corona tidak bisa dianggap enteng. Volatilitas pasar finansial masih tinggi dan logam mulia terutama emas masih menjadi lindung nilai dalam portofolio investor dari aset finansial lain,"  kata Avtar Sandu, senior commodities manager Phillip Futures dalam catatan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Simak empat dampak virus corona di Indonesia sepanjang kuartal pertama 2020

Pasar emas menunggu perkembangan dari rapat Federal Reserve yang diumumkan hari ini dan European Central Bank (ECB) esok.

Sementara itu, pasar fisik emas menunjukkan pelemahan sepanjang lockdown. China Gold Association mengatakan, pembelian emas turun hampir separuh pada kuartal pertama. Langkah pembatasan serta kenaikan harga menyebabkan permintaan emas di China merosot.

"Permintaan emas fisik menekan keriuhan emas dan ini menjadi risiko konsolidasi serta potensi penurunan harga,"  kata Hansen. Tapi dia melihat harga emas tidak akan bergerak terlalu jauh setelah lockdown dibuka.

Baca Juga: Penjualan emas United Tractors (UNTR) turun di kuartal I 2020, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati