Harga Emas Turun Imbas Penguatan Dolar, Fokus Investor Tertuju Pada Isyarat The Fed



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas turun pada Senin (14/10), terbebani oleh penguatan dolar AS. Sementara investor mencari petunjuk baru tentang pemotongan suku bunga Federal Reserve.

Mengutip Reuters, Senin (14/10), harga emas spot turun 0,2% menjadi US$ 2.651,99 per ons troi pada pukul 02.52 GMT setelah naik 1% pada sesi sebelumnya. Harga emas berjangka AS turun 0,3% menjadi US$ 2.669,20 per ons troi.

Indeks dolar naik 0,1% pada hari Senin, tidak jauh dari level tertinggi hampir dua bulan yang dicapai minggu lalu. 


Dolar yang lebih kuat membuat emas batangan kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga: Harga Emas Turun, Investor Menimbang Ulang Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

"Momentum berkelanjutan mata uang AS akibat ekspektasi pemotongan suku bunga yang terkendali telah menciptakan hambatan bagi harga emas," kata Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade.

Para pedagang melihat peluang sekitar 89% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuannya di bulan November, dan peluang 11% bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah.

Data pada hari Jumat menunjukkan harga produsen AS tidak berubah bulan lalu.

Emas batangan dengan imbal hasil nol lebih disukai dalam lingkungan suku bunga rendah serta di tengah periode gejolak ekonomi dan geopolitik.

Sementara itu, investor akan mencermati komentar dari pejabat Fed minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang pemotongan suku bunga yang akan datang, bersama dengan data penjualan ritel AS.

Baca Juga: Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed Meningkat, Harga Emas Makin Mengkilap

"Jika pembicara Fed minggu ini menciptakan keraguan lebih lanjut tentang berapa banyak pemotongan suku bunga yang dapat terjadi antara sekarang dan akhir tahun, kenaikan dolar yang dihasilkan dapat menyebabkan level dukungan emas di sekitar US$ 2.600 per ons troi diuji lagi," kata Waterer.

Di tempat lain, China mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan menambah utang secara signifikan untuk menghidupkan kembali ekonominya yang sedang lesu, tetapi membuat investor bertanya-tanya tentang besaran keseluruhan paket stimulus tersebut. 

Data menunjukkan bahwa inflasi konsumen China secara tak terduga menurun pada bulan September, sementara deflasi harga produsen semakin dalam.

Selanjutnya: Truk dan Sepeda Motor Penyumbang Emisi Karbon Terbesar di Jakarta

Menarik Dibaca: Promo KFC HUT ke-45 Edisi 14-18 Oktober 2024, Gratis 4 Ayam 3 Cola Rp 45.455

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi