Harga emas turun, investor bisa mulai beli



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pembukaan pekan ketiga Februari, harga emas bergerak terbatas. Berdasar pasar spot Senin (17/2), harga emas pukul 18.45 WIB berada di US$ 1.581,14 per ons troi. Angka itu menurun 0,18% daripada hari sebelumnya.

Akhir pekan kemarin, harga emas cenderung meningkat. Bahkan, Jumat (14/2) harga emas ditutup di angka US$ 1.586,40 per ons troi. Angka ini hampir menyentuh level tertinggi dalam sepanjang tahun yang diraih pada akhir 30 Januari sebesar US$ 1.589,20 per tons troi.

Sedang harga emas pengiriman April 2020 di Comex pada Senin (17/2) berada di US$ 1.583,90 per tons troi. Harga ini turun 0,16%.


Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono melihat, peningkatan harga emas selama pekan-pekan sebelumnya tak terlepas dari isu wabah virus corona yang membuat pelaku pasar khawatir. Perkembangan virus corona belum menemui titik terang meski beberapa pekan sebelumnya beredar kabar bahwa telah ditemukannya obat antivirus corona. Kekhawatiran pasar kembali meningkat pasca China membuat perubahan metode dalam mendiagnosa virus sehingga proses deteksi virus dapat diperoleh lebih cepat.

Baca Juga: Selepas tengah hari, kilau harga emas makin memudar

Data terbaru pada Senin (17/2) mencatat jumlah korban yang meninggal akibat virus corona sebanyak 1.770 orang. Sedang, di seluruh dunia, jumlah korban yang telah terinfeksi virus corona kurang lebih sebanyak 71.000 orang.

Analis Finnex Berjangka Nanang Wahyudin mengatakan dampak dari perkembangan virus corona membuat kondisi perekonomian global dalam kondisi yang tak baik. Kondisi itu membuat pelaku pasar beralih ke aset aman yang minim risiko seperti emas.

Nanang menilai, harga emas saat ini bergerak terbatas. Faktornya adalah meningkatnya harga emas diiringi dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan harga emas dan indeks dolar memiliki korelasi yang negatif. “Penguatan dolar AS yang terjadi saat ini membatasi pergerakan harga emas,” kata Nanang.

AS dan China sebagai dua negara yang memiliki peran penting dalam perekonomian global juga kena imbasnya. Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester menilai wabah virus corona yang tak kunjung usai dapat menghambat ekonomi AS pada kuartal I. Sementara itu, Morgan Stanley memprediksi pertumbuhan ekonomi Cina akan tergerus akibat virus corona.

Baca Juga: Treasury buka akses berdonasi dengan emas secara online

Wahyu dan Nanang memperkirakan untuk periode jangka pendek dan menengah, harga emas masih akan bullish. Itu tak terlepas dari belum meredanya perkembangan wabah virus corona.

Selain faktor isu virus corona, Nanang menilai kebijakan moneter bank sentral utama dunia yang masih menahan suku bunga di level terendah serta ketegangan di Timur Tengah akan jadi sentimen positif terhadap nilai emas.

Nanang memperkirakan harga emas pada akhir tahun akan kembali ke area US$ 1.437–US$ 1.795 per ons troi. Sedangkan Wahyu, memperkirakan harga emas untuk akhir tahun akan tembus di US$ 1.600 per ons troi.

“Terlepas dari isu geopolitik dan wabah virus corona, emas termasuk salah satu komoditas yang bagus dalam jangka panjang,” ujar Wahyu.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 1.000 menjadi Rp 779.000 di awal pekan ini

Wahyu menghitung harga emas untuk jangka pendek berada di konsolidasi US$ 1.540–US$ 1.600 per ons troi. Sementara Nanang menghitung harga emas ke depan berada di US$ 1.562,50–US$ 1.609,38 per ons troi dan merekomendasikan beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati