KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas melemah pada Selasa (6/8), seiring penguatan dolar, meskipun ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan September dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah membuat emas tetap berada di atas level US$ 2.400 per ons troi.

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi US$ 2.401,75 per ons troi pada pukul 10:09 ET (1409 GMT). Harga emas turun 1,5% di sesi sebelumnya, didorong oleh aksi jual global karena kekhawatiran Amerika Serikat akan memasuki resesi.

Emas berjangka AS turun 0,1% menjadi US$ 2.442,90 per ons troi.

Baca Juga: Emas Menguat di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Besar-Besaran Oleh The Fed

Indeks dolar naik 0,3%, pada hari pertama diperdagangkan lebih tinggi terhadap mata uang Jepang bulan ini, membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback menjadi kurang terjangkau bagi pembeli luar negeri.

“Masih ada beberapa pelemahan pada emas terutama didorong oleh penguatan dolar… namun lingkungan makro untuk emas relatif positif sehingga kita mungkin akan melihat beberapa aktivitas emas dalam kisaran terbatas dalam waktu dekat,” kata Amelia Xiao Fu, kepala divisi emas pasar komoditas di BOCI.

Kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah melancarkan serangkaian serangan drone dan roket ke Israel utara.

Para pembuat kebijakan The Fed menolak anggapan bahwa data pekerjaan bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan berarti perekonomian sedang terjun bebas dalam resesi, namun mereka juga memperingatkan bahwa penurunan suku bunga akan diperlukan untuk menghindari hasil seperti itu.

Sementara itu, pasar melihat peluang 100% penurunan suku bunga pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool.

Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$2.408,77 Jelang Selasa (6/8) Siang

Fawad Razaqzada, analis pasar di Forex.com mengatakan, investor memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga, yang akan membatasi potensi penurunan emas, atau bahkan mengangkatnya ke rekor tertinggi baru.

Ia menambahkan, dalam jangka pendek harga emas bisa menyentuh level US$ 2.500 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi