Harga Emas Turun Lebih dari 3% Dalam 4 Hari Beruntun Hingga Kamis (25/4) Pagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melanjutkan penurunan di hari keempat berturut-turut sejak awal pekan. Risiko atas ketegangan di Timur Tengah mereda, sementara investor menunggu data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis akhir pekan ini dapat memberikan petunjuk mengenai jalur suku bunga Federal Reserve.

Kamis (25/4) pukul 6.56 WIB, harga emas spot turun tipis ke US$ 2.316,13 per ons troi dari posisi kemarin di US$ 2.316,17 per ons troi. Harga emas mengakumulasi penurunan 3,17% dalam empat hari penurunan dari US$ 2.391,93 per ons troi pada Jumat (19/4) yang merupakan level penutupan perdagangan tertinggi sepanjang masa.

Sementara rekor tertinggi harga emas berada di US$ 2.431,29 pada 12 April siang.


Harga emas kontrak Juni 2024 di Commodity Exchange pagi ini pun melemah di hari keempat berturut-turut. Harga emas berjangka AS turun 0,42% ke US$ 2.328,50 per ons troi. Dalam empat hari, harga emas berjangka mengakumulasi penurunan 3,53% dari posisi US$ 2.413,80 per ons troi pada Jumat (19/4).

Baca Juga: Harga Emas UBS di Pegadaian Hari Ini, Kamis (25/4/2024) Kompak Turun

Indeks dolar menguat 0,2%, membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

“Pasar emas dan perak mengalami koreksi seiring dengan berkurangnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Pertanyaan utamanya adalah apakah koreksi ini akan berubah menjadi tren penurunan harga jangka pendek yang akan menandakan puncak pasar telah terjadi,” kata Jim Wyckoff, senior analis di Kitco Metals seperti dikutip Reuters.

Wyckoff menambahkan, fokus pasar kembali pada laporan ekonomi dan The Fed. "Jika kita melihat data inflasi yang panas, maka akan lebih sulit bagi Fed untuk menurunkan suku bunga dan emas bisa turun hingga di bawah US$ 2.200," kata dia

Data produk domestik bruto (PDB) AS akan dirilis pada hari Kamis dan laporan pengeluaran konsumsi pribadi atawa personal consumption expenditure (PCE) pada hari Jumat. PCE merupakan laporan inflasi pilihan The Fed.

Baca Juga: Setelah Koreksi, Harga Logam Mulia Masih Bisa Naik Lagi

Para pedagang sekarang memperkirakan penurunan suku bunga pertama The Fed akan terjadi kemungkinan besar pada bulan September. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Dalam jangka panjang, harga emas akan semakin meningkat, dengan tahun 2024 yang merupakan tahun pemilu, konflik geopolitik yang terus berlanjut, dan meningkatnya utang AS," kata Jonathan Rose, CEO Genesis Gold Group.

Rose menyebut, bank-bank sentral memiliki minat yang besar terhadap emas saat ini. "Hal ini jelas tidak akan melambat,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati