Harga Emas Turun Setelah Krisis Perbankan AS Mereda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tergelincir sejak perdagangan kemarin. Pasar saham yang optimistis dan dolar yang lebih kuat membebani harga emas. 

Kamis (30/3) pukul 7.02 WIB, harga emas spot turun 0,09% ke US$ 1.962,89 per ons troi. Harga emas turun 1,53% dalam sepekan terakhir setelah krisis perbankan Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.

Harga emas kontrak Juni 2023 di Commodity Exchange pagi ini melemah 0,2% ke US$ 1980,5 per ons troi. Dalam sepekan terakhir, harga emas melorot 1,63% dari posisi 2.013,30 per ons troi pada Kamis (23/3) pekan lalu.


"Tidak ada berita baru yang nyata tentang masalah perbankan yang belum kita ketahui," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures kepada Reuters.

 Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Mulai Berbalik Menguat, Rabu (29/3)

Indeks utama Wall Street naik karena kekhawatiran tentang tekanan di sektor perbankan mereda. Sementara imbal hasil US Treasury berbalik arah dan turun, bahkan ketika ketidakpastian masih melekat di kalangan investor obligasi mengenai prospek ekonomi.

Nilai tukar dolar AS naik sekitar 0,3% terhadap sebagian besar mata uang utama, menghentikan penurunan baru-baru ini. Dolar yang lebih kuat membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

"Pasar perlahan-lahan bergerak melampaui masalah perbankan AS dan Eropa karena selera risiko merayap kembali ke pasar. Namun, pengamat pasar veteran percaya terlalu dini untuk sirene 'semua jelas' mengenai masalah ini," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini (30/3) di Pegadaian Naik, UBS Turun

Investor akan melihat ke pengukur inflasi utama, indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti yang dirilis jelang akhir pekan. Angka PCE diharapkan menjadi petunjuk lebih lanjut tentang rencana pengetatan moneter Federal Reserve.

"Harga emas akan berada di sekitar level US$ 2.000 sampai kita tiba di pertemuan Fed berikutnya. The Fed adalah penggerak di pasar untuk logam mulia," kata Haberkorn.

Investor memperkirakan peluang 39% dari kenaikan 25 basis poin pada bulan Mei, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menumpulkan daya tarik emas tanpa hasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati