KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali melemah. Berdasarkan data
Bloomberg, Senin (13/5) pukul 18.46 WIB, harga emas spot melemah 0,73% ke US$ 2.343,26 per ons troi. Meski begitu, harga emas diprediksi masih tumbuh positif. Pasalnya, dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,83%. Analis Pasar Forex dan Komoditas Lukman Leong mengatakan, harga emas kembali merosot karena investor tengah mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat (AS) dan pidato Powell minggu ini. Alhasil, investor lebih suka
wait and see. Kendati begitu, Lukman mengatakan bahwa harga emas akan bertumbuh positif ke depannya. Dia memprediksi harga emas hingga akhir tahun akan berada di level US$ 2.500 per ons troi, dengan potensi terbuka mencapai US$ 2.700 per ons troi.
Lukman menuturkan, sentimen utama datang dari pembelian bank-bank sentral dunia dan harapan akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga. Selain itu, perang atau konflik di Timur Tengah bisa membawa kenaikan lebih cepat dan lebih besar.
Baca Juga: Harga Emas Turun, Pelaku Pasar Menunggu Data Utama Inflasi AS Sedangkan sentimen utama yang membuat harga emas naik dalam sepekan yakni, memanasnya situasi di Timur Tengah. Kondisi geopolitik yang sulit diprediksi ini membuat investor juga lebih hati-hati dengan menambah porsi di
safe haven. Saat ini, harga emas masih akan berkonsolidasi, tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang menurun. Lukman menyebut konsolidasi pelemahan emas ini hanya bersifat sementara dan bukan dalam jangka panjang. “Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan di Timur Tengah dan data ekonomi AS memang akan terus mempengaruhi harga emas,” kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/5). Lebih lanjut, Lukman menilai, harga ideal untuk investor mengoleksi emas, yakni saat di kisaran US$ 2.300 - US$ 2.330 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Melejit, Nilai Cadangan Emas di BI Meningkat pada April 2024 Sementara itu, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penurunan harga emas sentimen yang membuat harga emas turun pada hari ini, Senin (13/5) karena fokus investor beralih ke laporan inflasi utama AS yang akan dirilis minggu ini, yang mungkin memberikan kejelasan mengenai arah moneter Federal Reserve di tengah sinyal beragam dari pejabat Fed. Sutopo menyebutkan, data Producen Price Index (PPI) juga akan dirilis pada Selasa (14/5), sedangkan data Consumen Price Index (CPI) akan dirilis pada Rabu (15/5).
Menurutnya, kedua laporan ini akan menjadi penggerak utama. “Jika laporannya lebih panas, maka harga emas dapat terkoreksi lebih jauh, namun jika laporannya di bawah ekspektasi, dengan demikian The Fed dapat mempercepat penurunan suku bunga, sehingga emas bisa kembali terangkat,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (13/5). Lebih lanjut, Sutopo mengatakan, setelah laporan upah AS yang kurang kuat pada bulan April dan laporan pekerjaan yang lesu pada minggu lalu, ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini meningkat. Pasar memperkirakan The Fed akan mulai melakukan pelonggaran pada bulan September mendatang.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap Stagnan di Rp 1.333.000 Per Gram Pada Senin (13/5) “Sementara itu, harga emas telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh kuatnya investasi di pasar
over-the-counter, pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral, dan meningkatnya permintaan dari Asia,” imbuhnya. Menurutnya, ketegangan yang memburuk di Timur Tengah juga terus meningkatkan daya tarik
safe-haven. Pada Minggu (12/5) Israel mengerahkan tank ke Jabalia Timur di Jalur Gaza Utara setelah malam pengeboman udara dan darat yang intens. Untuk itu, dia menilai bahwa dengan kondisi saat ini, belum tepat untuk investor mengoleksi emas karena harganya masih terlalu tinggi. Dia melihat, bulan Mei saat yang tepat untuk berinvestasi emas lantaran pada umumnya emas melemah secara historis. “Lebih baik investor menunggu sejumlah koreksi hingga harga emas berada di US$ 2.200 per ons troi karena akan lebih menguntungkan,” kata dia. Sutopo pun memperkirakan harga emas akan diperdagangkan pada US$ 2.250 per ons troi, pada akhir kuartal kedua. Sedangkan pada akhir tahun, harga emas diproyeksikan akan berada di kisaran US$ 2.500-US$ 2.700 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati