Harga emas turun tipis pada Senin (6/12) pagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melemah tipis di awal pekan ini setelah menguat pekan lalu. Senin (6/12) pukul 6.35 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.783,17 per ons troi, turun dari US$ 1.783,29 pada penutupan perdagangan Jumat (3/12).

Sementara harga emas kontrak Februari 2022 di Commodity Exchange turun ke US$ 1.782,90 per ons troi dari sebelumnya US$ 1.783,90 per ons troi.

Harga emas naik jelang akhir pekan lalu karena investor khawatir akan tapering Federal Reserve yang lebih cepat dan potensi kenaikan risiko akibat varian Covid-19 delta dan omicron. 


"Kinerja akhir minggu emas signifikan karena bertepatan dengan perataan kurva yang mencakup ekspektasi tinggi untuk tapering Fed yang lebih cepat," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA kepada Reuters.

Baca Juga: Komoditas Logam Mulia Tertekan Sikap Bank Sentral

Sentimen di pasar keuangan masih datar di awal pekan kedua Desember. Data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang beragam dan kekhawatiran di sekitar varian virus corona omicron membebani sentimen pasar.

Data pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS sangat melambat pada November. Tetapi tingkat pengangguran turun ke level terendah 21 bulan di 4,2%. Data ini menunjukkan pasar tenaga kerja dengan cepat mengetat.

Sementara imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun di bawah 1,4% untuk pertama kalinya sejak September. Penurunan yield ini mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga. Pergerakan tipis harga emas kemungkinan berlanjut sepanjang pekan. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Menurun, El Savador Tambah Koleksi

The Fed diperkirakan mempercepat penghentian program pembelian obligasi pada rapat bulan ini. The Fed akan menimbang kondisi pasar tenaga kerja untuk membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih awal dari yang mereka proyeksikan.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. 

Baca Juga: 2021 menjadi tahun yang suram bagi komoditas logam mulia, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati