Harga Gandum Dunia Berpotensi Naik



JAKARTA. Harga gandum di pasar dunia dipastikan bakal melonjak dalam waktu dekat. Salah satu pencetusnya adalah menyusutnya areal tanaman gandum di sejumlah negara pengekspor gandum. Di Kanada, contohnya, areal tanaman gandum diperkirakan hanya 23,2 juta akre (1 akre = 0.4046863 ha). Angka itu turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 24,5 juta akre. Penyusutan lahan terjadi karena banyak petani gandum di Kanada beralih ke komoditi lain, seperti conola. Selain Kanada, Tunisia juga diperkirakan mengalami penurunan produksi gandum hingga 40% tahun ini. Penurunan dipicu musim kering yang berkepanjangan. Mengutip Bloomberg, produksi gandum Tunisia, tahun ini diperkirakan hanya sekitar 1 juta ton. Angka itu anjlok 653.000 ton dibanding tahun lalu. Menciutnya produksi gandum itu berpotensi mendongkrak harga gandum di pasar internasional. Imbasnya tentu akan dirasakan industri makanan olahan berbasis gandum dan terigu. "Harga makanan akan naik, dan kenaikannya itu linear dengan kenaikan harga gandum," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (APEGTI), Natsir Mansyur.Menurut Natsir, kenaikan harga gandum tidak akan berpengaruh jika masih terjadi dalam tiga bulan ke depan. Soalnya, perusahaan makanan sudah mempunyai stok gandum dalam jumlah cukup banyak. "kalau pun ada pembelian masih akan menggunakan kontrak lama, karena kontrak dilakukan setiap tiga bulan sekali," ujarnya.Setiap tahun Indonesia mengimpor gandum tidak kurang dari 5 juta ton. Gandum itu diimpor dari sejumlah negara, seperti Australia, Kanada dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Havid Vebri