Harga Gandum Melonjak ke Rekor Tertinggi, Pabrik Tepung India Krisis Bahan Baku



KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Harga gandum di India mencapai rekor tertinggi pada Senin, 6 Januari 2025, akibat pasokan yang semakin menipis dan permintaan yang tinggi dari pabrik penggilingan tepung yang kesulitan mendapatkan gandum untuk beroperasi dengan kapasitas penuh.

Lonjakan harga ini diperkirakan akan meningkatkan inflasi ritel, yang pada November mengalami penurunan setelah melonjak ke level tertinggi dalam 14 bulan pada Oktober, dan bisa mempengaruhi keputusan Bank Sentral India mengenai pemotongan suku bunga.

Keterbatasan Pasokan Gandum

Menurut Ajay Goyal, Direktur Utama Shivaji Roller Flour Mills, pasokan gandum di pasar sangat terbatas. Meskipun pabrik penggilingan tepung harus membayar harga rekor untuk gandum, mereka masih kesulitan memperoleh pasokan yang cukup untuk beroperasi dengan kapasitas penuh.


Baca Juga: AS Rencanakan Sanksi terhadap Kapal Tanker Pengangkut Minyak Rusia

Pada Desember 2024, Pemerintah India menurunkan batasan persediaan gandum yang dapat disimpan oleh pedagang dan penggilingan tepung untuk membantu meningkatkan ketersediaan gandum dan menurunkan harga.

Namun, kebijakan pembatasan ini gagal menurunkan harga, yang terus berada di sekitar 33.000 rupee (sekitar $384,66) per ton metrik di New Delhi, meningkat dari 24.500 rupee pada bulan April dan jauh di atas harga dukungan minimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 22.750 rupee untuk musim panen sebelumnya.

Dampak Kebijakan Pembatasan Stok Gandum

Pramod Kumar, seorang penggilingan tepung, mengatakan bahwa pembatasan stok gagal memperbaiki pasokan dan menurunkan harga, menunjukkan bahwa pemain swasta hanya memiliki sedikit pasokan gandum.

Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu menjual lebih banyak gandum dari cadangan negara untuk memenuhi permintaan dari konsumen besar. Pemerintah India, melalui Food Corporation of India (FCI), saat ini menjual 100.000 ton gandum kepada konsumen besar setiap minggu, tetapi ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan.

Pada November 2024, pemerintah mengumumkan rencana untuk menjual 2,5 juta ton gandum dari cadangan negara kepada konsumen besar pada tahun yang berakhir pada Maret 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan hampir 10 juta ton yang dijual pada musim sebelumnya.

Cadangan gandum di gudang negara pada awal Desember 2024 tercatat sebesar 20,6 juta ton, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang tercatat 19,2 juta ton, namun jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir yang mencapai 29,5 juta ton. Terbatasnya cadangan gandum ini menghalangi FCI untuk menawarkan lebih banyak gandum kepada pemain swasta.

Baca Juga: Harga Beras Ekspor India Terus Turun Karena Permintaan yang Lesu dan Pelemahan Rupee

Dampak Terhadap Inflasi dan Kebijakan Ekonomi

Lonjakan harga gandum ini berpotensi meningkatkan inflasi ritel India, yang dapat memengaruhi keputusan Bank Sentral India terkait kebijakan suku bunga.

Meskipun inflasi sempat menurun pada November setelah mencapai titik tertinggi pada Oktober, harga gandum yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan harga barang-barang pokok lainnya, memperburuk tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut.

Bank Sentral India mungkin akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk menanggulangi dampak inflasi ini, yang bisa mencakup perubahan dalam kebijakan moneter, seperti penyesuaian suku bunga.

Editor: Handoyo