Harga gandum tinggi, Mendag ajak produsen berembug



JAKARTA. Karena harga gandum untuk bahan baku tepung terigu masih tinggi, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengaku akan mengajak produsen terigu nasional untuk berembug. Menurut Mari, langkah itu efektif dilakukan pada tahun 2008 saat harga gandum melejit. “Harga gandum memang naik, soal kenaikan nanti akan kami bahas dengan mereka seperti tahun 2008 lalu ketika harga gandum mengalami kenaikan terus menerus,” jelas Mari usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (20/9). Langkah untuk berembug dengan produsen terigu tersebut dilakukan Mari untuk menjaga kestabilan harga terigu yang sudah menjadi komponen pokok pangan masyarakat.Pada bulan puasa lalu, pemerintah sudah pernah mengumpulkan produsen terigu untuk menjaga agar tidak ada kenaikan harga saat menjelang Lebaran. “Mereka janji kalau ada kenaikan maka tidak ada kenaikan yang mendadak tinggi, tetapi bertahap,” kata mantan pengamat ekonomi itu. Mari menghitung, kenaikan harga terigu ini terbilang wajar bila beriringan bersama dengan kenaikan harga di pasar internasional. Menurutnya, melonjaknya harga terigu saat ini tidak akan melampaui peningkatan harga di tahun 2008 lalu. “Jadi memang kami perlu teliti dampaknya dan perkiraan kenaikannya,” terangnya.

Perbincangan menyoal industri terigu nasional ini beriringan dengan rencana Food and Agriculture Organization (FAO) yang akan menggelar pertemuan dadakan pada 24 September 2010 mendatang di Roma dengan mengundang importir maupun eksportir gandum di pasar internasional. Berdasarkan data yang dirilis oleh FAO, produksi gandum dunia kemungkinan akan anjlok 5,1% menjadi 646 juta ton pada tahun ini karena kekeringan yang membabat produksi gandum Rusia. Tahun lalu, produksi gandum dunia mencapai 681 juta ton. FAO memperkirakan, persediaan gandum global akan tetap lebih tinggi dari tahun 2008. Persediaan gandum dunia pada akhir tahun gandum 2010-2011 kemungkinan akan sebesar 181 juta ton.

Asal tahu saja, pemicu kenaikan harga gandum di pasar global adalah perpanjangan penahanan ekspor gandum oleh Rusia. Kondisi ini seperti kembali mengulang krisis pangan yang pernah terjadi tahun 2008 silam saat biji-bijian mencapai harga tertingginya. "Dalam beberapa minggu belakangan, pasar sereal global mendadak tersiram harga gandum yang menanjak di pasar internasional karena ketatnya suplai gandum," tulis FAO dalam situs resminya, awal bulan ini.


Rusia akan memperpanjang penahanan ekspor biji-bijiannya, termasuk gandum, setidaknya hingga hasil panenan tahun depan. Awalnya, pada 5 Agustus Rusia mengumumkan akan menahan ekspor mulai 15 Agustus hingga akhir tahun. Pertengahan bulan ini, Commerzbank AG memprediksi harga gandum kemungkinan meningkat 17% dan kemungkinan akan menembus kembali level yang sempat dicapai dua tahun silam, yaitu US$ 8,68 per bushel pada 6 Agustus 2010 lalu. "Sementara kontrak akan bergerak secara resisten di level US$ 7,73, US$ 7,95 dan US$ 8,27 per bushel, kami menduga pasar akan menemui titik tertinggi US$ 8,68 per bushel," kata Commerzbank AG melalui laporan yang dirilis Senin (13/9). Bulan Agustus 2010 lalu, harga gandum melejit ke level yang paling tinggi sejak Agustus 2008 setelah Rusia mengumumkan keputusannya untuk menahan ekspor biji-bijian seiring dengan kekeringan yang melanda di kawasan itu. Harga gandum telah teruji di level US$ 6,77 hingga US$ 6,71 per bushel dan siap menggelinding di level yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: