KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga beberapa komoditas terutama gandum menjadi salah satu katalis positif bagi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) mengingat gandum merupakan bahan baku utama dari segmen mi instan. Secara
year to date (ytd), harga gandum telah turun -27,1% mencapai US$ 565,5 per
bushel, karena tersulutnya tensi Rusia-Ukraina akibat tidak diperpanjangnya
grain initiative deals. Research Analyst Samuel Sekuritas, Pebe Peresia, dalam riset 6 Oktober 2023 mengatakan, dengan terjadinya penurunan harga bahan baku tersebut, EBIT margin sepanjang tahun 2023 ICBP dapat mencapai 21,7%, alias angka EBIT margin tertinggi di antara semua segmen INDF.
Baca Juga: Semester I/2023, Emiten Konsumer INDF dan ICBP Buku Pertumbuhan Positif "Selain itu, kami juga menilai segmen utama INDF tersebut akan meraup dampak positif dari kampanye pemilu, seperti pada periode sebelumnya (penjualan 2 kuartal sebelum pemilu naik signifikan, 2019: +11.8% YoY)," kata Peresia.
Namun, untuk segmen Bogasari diprediksi pada semester II-2023 akan kembali melemah, hal ini dibebani oleh potensi penurunan ASP mengikuti penurunan harga gandum sebagai bahan baku utamanya.
Baca Juga: Kinerja Diproyeksi Membaik, Cermati Rekomendasi Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) Dengan begitu, Peresia merekomendasikan
buy pada saham INDF dengan target harga Rp 8.000. Adapun resiko dalam rekomendasi ini terkait pelemahan rupiah dan kenaikan harga bahan baku. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli