Harga garam lokal hambar diredam produk impor



BANGKALAN. Tidak ada garam, dunia terasa hambar. Namun, harga garam di kalangan petani lokal justru hambar atau seasin rasa garam tersebut. Maraknya peredaran harga garam impor di kalangan petani membuat harga garam lokal jatuh. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah misalnya, harga garam di tingkat petani mencapai Rp 300 hingga Rp 350 per kilo gram (kg). Padahal berdasarkan ketetapan pemerintah, harga garam di tingkat petani minimal Rp 750 per kg untuk kualitas nomor satu, dan Rp 550 per kg untuk kualitas di bawahnya. Rokib Ismal, salah seorang petani garam asal Pati Jawa Tengah mengatakan, selama ini produktivitas petani garam lokal masih rendah dibandingkan produksi garam dari luar negeri. Hal tersebut tentunya membuat biaya produksi para petani lokal melambung tinggi. "Harga garam impor jauh lebih murah dibandingkan garam lokal, padahal kualitas yang dihasilkan sama," kata dia, Rabu (11/7). Sejauh ini, garam lokal masih diolah secara sederhana, sehingga sulit mencapai produksi tinggi. Ia mencontohkan, dalam mengelola lahan seluas 4 ha, dirinya hanya mengandalkan musim kemarau. Menurutnya, petani sulit memperoleh modal usaha, sementara bantuan pemberdayaan petani dari pemerintah tidak merata diperoleh petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: