Harga gas alam berpeluang di bawah US$ 2 per mmbtu



JAKARTA. Adanya rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) alias The Fed bisa menyeret harga gas alam hingga US$ 2,0 per mmbtu.

Mengacu Bloomberg pada Jumat (27/11), harga gas alam kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 3,78% dibandingkan posisi Rabu (25/11) ke level US$ 2,212.

Bursa AS libur pada Kamis (26/11) karena memperingati hari Thanksgiving. Sepekan, harga gas alam merosot 3,44%.


Menurut Pengamat Komoditas SoeGee Futures Ibrahim, The Fed merealisasikan rencana kenaikan suku bunga acuan pada Desember 2015, harga gas alam bakal tergerus hingga di bawah level US$ 2,0 per mmbtu.

"Soalnya gas alam di perdagangan internasional menggunakan dollar AS," tuturnya. Harga dan permintaan gas alam tergerus karena ditransaksikan dalam mata uang Paman Sam yang kian mahal.

Kalau The Fed membatalkan rencananya, lanjut Ibrahim, harga gas alam bisa terangkat hingga level US$ 2,6 per mmbtu.

Sebab, Ibrahim pesimistis AS bisa meraih inflasi hingga 2% sepanjang tahun 2015. Salah satu tolak ukur kenaikan suku bunga acuan The Fed adalah data inflasi.

"Bakal terbantu juga dari rencana Bank Sentral Eropa dan China yang akan menggelontorkan stimulus pada awal Desember 2015," terangnya. Stimulus ini dipercaya bisa menggenjot permintaan komoditas.

Apalagi jelang pengujung tahun 2015, kebutuhan gas alam berpeluang terangkat karena negara-negara Barat mulai memasuki musim dingin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia