Harga gas alam berpotensi tertekan



JAKARTA. Peluang membaiknya performa mata uang Negeri Paman Sam akan menyeret harga gas alam.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/4) pukul 15.16 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2016 di New York Mercantile Exchange merosot 0,67% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 2,055 per mmbtu. Namun, dalam sepekan, harga gas alam menanjak 4,31%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menduga, pergerakan harga gas alam pada Jumat (22/4) rentan koreksi. Sebab, Amerika Serikat (AS) akan merilis beberapa data ekonomi, di antaranya data klaim pengangguran (Unemployment Claims) per 15 April 2016 yang diduga mencapai 265.000 orang.


Serta data indeks harga rumah AS (House Price Index) per Februari 2016 yang diterawang tumbuh 0,5% (mom). “Kalau kedua data ini bagus, dollar AS akan menguat dan menekan harga gas alam,” jelasnya.

Wajar, permintaan gas alam akan menyusut karena diperdagangkan dalam mata uang yang kian mahal. Mengutip Bloomberg pada Kamis (21/4) pukul 17.00 WIB, indeks dollar AS terangkat 0,03% ketimbang hari sebelumnya menjadi 94,52.

Apalagi Energy Information Administration (EIA) juga bakal merilis data persediaan gas alam per 15 April 2016 yang diproyeksikan menanjak enam miliar kaki kubik, lebih tinggi ketimbang pekan sebelumnya yang turun tiga miliar kaki kubik.

Kendati pasokan gas alam membludak, pergerakan harga komoditas energi tersebut belum disokong oleh sisi permintaan. “Baik Bank Dunia maupun Dana Moneter Internasional merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto