Harga gas alam merosot makin dalam terseret penurunan harga minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum sempat bangkit, harga gas alam makin tertekan. Mengutip Bloomberg, Kamis (12/3), harga gas alam di New York Mercantile Exchange tercatat menurun 4,53% menjadi ke US$ 1,79 per mmbtu.

Analis Capital Central Futures Wahyu Laksono mengatakan tren pelemahan harga gas alam sudah terjadi sebelum kasus virus corona muncul dan harga minyak dunia anjlok.

Tahun lalu harga minyak dunia masih bertahan di level US$ 50 per barel dan berada jauh di atas level terendahnya saat ini yang di sekitar US$ 20 per barel. Namun, di periode yang sama harga gas alam sudah anjlok di sekitar US$ 2 per mmbtu.


Baca Juga: Corona menyebar ke negara lain, pengusaha China banting setir jadi produsen masker

Wahyu menjelaskan harga gas alam melemah sejak tahun lalu karena lesunya permintaan dari China dan cuaca tidak mendukung. Apalagi, kelebihan pasokan gas alam sudah tidak menjadi faktor baru yang menekan.

"Permintaan gas alam dari China sudah menurun sejak ekonomi China diproyeksikan melemah karena sentimen perang dagang dengan AS," kata Wahyu, Kamis (12/3).

Harga gas alam pun tetap melempem saat musim dingin di taun lalu terjadi dengan lebih hangat. Padahal cuaca dingin menjadi faktor penting dalam menaikkan harga gas alam. Alhasil faktor fundamental masih sulit mendukung harga gas alam naik. Apalagi, muncul kasus virus corona dan turunnya harga minyak global.

Baca Juga: Rusia ke OPEC: Pemangkasan produksi minyak lebih dalam tak masuk akal

"Adanya virus corona menekan komoditas secara umum tetapi tanpa isu ini potensi pelemahan gas alam masih ada dan terbuka di tahun ini," kata Wahyu.

Wahyu memproyeksikan potensi kenaikan harga gas alam baru akan terjadi di 2021. Penyebabnya adalah dampak negatif dari pandemi virus corona ke ekonomi global yang mempengaruhi permintaan.

Dalam jangka menengah Wahyu memproyeksikan harga gas alam berada di rentang US$ 1,50 per mmbtu-US$ 2,30 per mmbtu.

Baca Juga: Duh, anjloknya harga minyak bikin harga komoditas lain ikut rontok

Sementara secara teknikal potensi rebound masih terbuka. "Setiap harga komoditas menjadi murah dekat historical low, pasti memancing para spekulan untuk melakukan aksi beli," kata Wahyu.

Wahyu menyarankan investor bisa sell gas alam dan buy on weakness juka harga di bawah US$ 1,6 per mmbtu. Kesempatan buy juga bisa dilakukan jelang kuartal IV saat cuaca dingin mulai datang.

Untuk kuartal IV rentang harga gas alam berada di US$ 2,5 per mmbtu-US$ 3,5 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati