JAKARTA. Harga gas alam meredup hingga menyentuh level terendah dalam tiga tahun. Telah berakhirnya musim dingin di AS dan melimpahnya stok gas alam membuat harga komoditas ini tersungkur. Ke depannya harga gas alam disinyalir masih dalam tren penurunan Mengutip
Bloomberg, Senin (13/4) pukul 14.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman bulan Mei 2015 di New York Mercantile Exchange tersungkur 0,91% menjadi US$ 2,488 per mmbtu. Selama sepekan harga melorot 6,11%. Berdasarkan laporan Commodity Weather Group LLC di Bathesda, Maryland, AS, Suhu udara di sebagian besar wilayah AS di prediksi akan normal kembali setelah melewati tanggal (24/4). Selain itu cadangan gas alam AS juga meningkat.
Berdasarkan catatan Energy Information Administration (EIA) AS pada Kamis (9/4) cadangan gas alam di minggu pertama bulan April bertambah sebesar 15 millar kaki kubik. Hasil ini diatas estimasi yakni sebesar 10 miliar kaki kubik. Ibrahim, Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, mengatakan telah berakhirnya musim dingin berpengaruh terhadap gas alam lantaran permintaan gas untuk sebagai penghangat yang menurun. Selain itu harga gas alam juga mendapat tekanan dari kuatnya dollar AS. Indeks dollar AS Senin (12/4) tercatat sebesar 99,799. Adapun hasil ini naik 0,46% dibandingkan hari sebelumnya. Ibrahim menduga Indeks Dollar AS sontak menguat pasca dirilisnya data neraca perdagangan Cina pada Senin (13/4). Data neraca perdagangan Cina per maret 2015 tercatat sebesar 3,1 millar yuan, hasil ini jauh lebih kecil dari prediksi yaitu 43,4 milliar yuan dan merosot dari bulan sebelumnya 60,6 milliar yuan “Data neraca perdagangan China yang tidak memuaskan memberikan keuntungan bagi Indeks dollar AS,” kata Ibrahim. Ibrahim memprediksi harga gas alam masih dalam tren penurunan. Pasalnya, persediaan gas alam dari Negara-negara produsen gas alam masih melimpah. Melimpahnya persediaan gas diduga bisa menimbulkan persaingan harga antar produsen gas alam. “Perang harga bisa membuat harga gas alam cenderung menurun,” kata Ibrahim
Selain itu berbagai data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini juga turut berpengaruh. Jika berbagai data ekonomi AS pekan ini bisa mencetak hasil gemilang, indeks dollar AS akan semakin kuat dan menekan harga gas alam Secara teknikal Ibrahim memaparkan, moving average (MA) dan Bollinger band berada 20% di atas Bollinger bawah yang mengindikasikan harga gas alam masih akan mengalami kejatuhan. Stochastic menunjukkan 70% negatif, mengartikan harga gas alam akan jatuh. Relative strength index dan moving average convergence divergence sama menunjukkan 60% negatif, yang artinya harga gas alam berpotensi turun Ibrahim memprediksi harga alam Selasa (14/4) akan bergerak di kisaran US$ 2,400 – US$ 2,495 per mmbtu. Sementara selama sepekan harganya akan bergerak dikisaran US$ 2,320 – 2,500 per mmbtu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto