KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi gas alam Amerika Serikat (AS) yang terus melaju, tetap akan membayangi pergerakan harga komoditas energi ini pada kuartal II 2018. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures, menilai, dalam tiga bulan ke depan, gas alam akan bergerak mendatar. Bahkan potensi pelemahan bisa saja terjadi. Ia melihat, selama kuartal II, produksi gas alam masih akan mengalahkan tingkat permintaan yang ada. Apalagi memasuki bulan April kondisi cuaca yang mulai menghangat biasanya menekan permintaan dari kalangan rumah tangga. Gas alam hanya mengandalkan permintaan dari sektor pembangkit listrik. Sebenarnya, menurut Andri, tren kenaikan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam masih cukup tinggi. Di AS saja komposisinya sudah mencapai 45% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 50% pada tahun 2020. Kemudian di Eropa, tingkat emisi karbon yang meningkat juga berpeluang mendorong penggunaan gas alam sebagai bahan bakar.
Harga gas alam sulit menanjak pada kuartal II-2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi gas alam Amerika Serikat (AS) yang terus melaju, tetap akan membayangi pergerakan harga komoditas energi ini pada kuartal II 2018. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures, menilai, dalam tiga bulan ke depan, gas alam akan bergerak mendatar. Bahkan potensi pelemahan bisa saja terjadi. Ia melihat, selama kuartal II, produksi gas alam masih akan mengalahkan tingkat permintaan yang ada. Apalagi memasuki bulan April kondisi cuaca yang mulai menghangat biasanya menekan permintaan dari kalangan rumah tangga. Gas alam hanya mengandalkan permintaan dari sektor pembangkit listrik. Sebenarnya, menurut Andri, tren kenaikan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam masih cukup tinggi. Di AS saja komposisinya sudah mencapai 45% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 50% pada tahun 2020. Kemudian di Eropa, tingkat emisi karbon yang meningkat juga berpeluang mendorong penggunaan gas alam sebagai bahan bakar.