Harga gas alam tergerus 4,42% sepanjang tahun ini



JAKARTA. Gas alam menorehkan kinerja negatif di sepanjang tahun ini. Turunnya permintaan di musim semi membuat harga gas alam cenderung tertekan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (3/6) harga gas alam kontrak pengiriman Juli 2016 di New York Merchantile Exchange melemah 0,29% ke level US$ 2,398 mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Sepanjang tahun ini harga gas alam tergerus 4,42%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengungkapkan, pergerakan harga gas alam biasanya mengikuti ramalan cuaca.


"Saat ini masih memasuki musim semi sehingga penguatan harga gas alam tertahan," ujarnya.

Energy Information Administration baru saja merilis data cadangan gas alam AS yang naik menjadi 82 miliar kaki kubik dari sebelumnya 71 miliar kaki kubik.

Adanya cuaca dingin atau panas ekstrim akan menjadi sumber tenaga bagi gas alam. Pasalnya, gas alam digunakan sebagai bahan bakar pendingin di saat musim panas dan menjadi sumber pemanas ruangan di kala musim dingin.

Oleh karena itu, gas alam terlihat mencapai level tertinggi tahun ini pada tanggal 8 Januari yakni di US$ 2,624 per mmbtu. Sebagian negara di Eropa, AS dan Asia mengalami musim dingin sehingga meningkatkan kebutuhan gas alam sebagai pemanas.

Setelah musim dingin berakhir, gas alam kembali tertekan dan mencatat level terendah setidaknya sejak tahun 2011 di US$ 1,975 per mmbtu pada 3 Maret. Turunnya harga minyak akibat Arab Saudi enggan melakukan pembatasan produksi turut menekan harga gas alam.

"Saat itu juga ada rilis data penjualan properti China yang turun sehingga menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi," lanjut Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan pergerakan gas alam selanjutnya akan cenderung menguat seiring dengan datangnya musim panas. Dugaan Ibrahim harga gas alam di akhir semester pertama akan menyentuh US$ 2,62 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan