Harga gas alam tertahan cuaca yang mulai hangat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim semi telah berhembus pada awal kuartal-II tahun ini di negara-negara barat. Kondisi cuaca pasalnya begitu berpengaruh terhadap pergerakan harga gas alam.

Mengutip Bloomberg, harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2019 di NYMEX pada Kamis (25/5) pukul 19.45 WIB berada di level US$ 2,458 per mmbtu. Angka ini terkoreksi 0,16% dari sehari sebelumnya yang ada di level US$ 2,462 per mmbtu. Selama sepekan, harga gas alam naik 1,2%.

Direktur Utama Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, harga gas alam melanjutkan koreksi dari level terendahnya di tahun ini yakni seharga US$ 2,445 per mmbtu pada Selasa (23/4).


Selain untuk aktivitas industri, gas alam biasanya juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti penghangat udara dan keperluan memasak. Nah, ketika musim semi datang kebutuhan untuk penghangat udara akan berkurang.

Selain itu, harga gas alam cenderung dipengaruhi harga minyak. Saat ini harga minyak dunia dalam tren menguat di level US$ 66,05 per barel. Sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran yang akan berjalan 2 Mei membuat harga minyak naik. Akan tetapi sebagai energi substitusi dalam industri, harga gas alam melemah karena musim semi.

Ibrahim menilai sanksi AS kepada Iran akan berdampak terhadap pergerakan harga gas alam. Sebab Iran juga menjadi salah satu eksportir gas alam terbesar dunia. Berkurangnya supply itu diimbangi dengan ekonomi China yang mulai bangkit.

China adalah importir gas alam terbesar. Sampai dengan akhir tahun ini, Ibrahim meramal harga gas alam bakal melenggok di level US$ 3,000 per mmbtu. Sebab akhir tahun memasuki musim dingin kembali dan secara siklus teknikal harga gas alam naik di periode itu.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim meramal harga gas alam berada di rentang US$ 2,464-US$ 2,647 per mbbtu. Sementara sepekan ke depan di kisaran US$ 2,640-US$ 2,670 per mbbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati