KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Indonesia (Persero) memasang target pertumbuhan yang cukup konservatif pada akhir tahun, yakni di kisaran 5% sampai 6%, seiring harga gas industri yang masih melambung. Maklum, gas menjadi bahan baku utama di industri pupuk. Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Indarto Pamoengkas mengatakan, sebagai bahan baku utama untuk memproduksi pupuk urea, kenaikan harga gas cukup berimbas pada bisnis Pupuk Indonesia. "Karena di akhir dari proses bisnis, kami harus menghadapi kompetisi di pasar," ujar Indarto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/12). Lebih lanjut Indarto bilang, dengan dibebaskannya impor pupuk dan harga bahan baku utama yang relatif mahal dibanding negara pesaing, membuat margin perusahaan pun ikut tergerus. Sayangnya, Indarto belum mau menyebutkan berapa persen margin perusahaan yang tergerus. Hingga akhir tahun nanti, lanjutnya, Pupuk Indonesia memasang target pertumbuhan bisnis yang cukup konservatif, yakni di kisaran 5% sampai 6%. Menurutnya, meski Pupuk Indonesia membukukan kenaikan volume penjualan dibandingkan tahun lalu, secara absolut relatif sama. " Karena ada penurunan harga pupuk pada semester 1 kemarin," ujar Indarto. Kendati harga gas cukup tinggi, Indarto menjelaskan, dalam menetapkan harga, pihaknya tetap akan memperhatikan pasar. Menurut Indarto, pupuk merupakan komoditas, sehingga harga jual pupuk merupakan harga pasar.
Harga gas menguap, target Pupuk Indonesia rendah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Indonesia (Persero) memasang target pertumbuhan yang cukup konservatif pada akhir tahun, yakni di kisaran 5% sampai 6%, seiring harga gas industri yang masih melambung. Maklum, gas menjadi bahan baku utama di industri pupuk. Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Indarto Pamoengkas mengatakan, sebagai bahan baku utama untuk memproduksi pupuk urea, kenaikan harga gas cukup berimbas pada bisnis Pupuk Indonesia. "Karena di akhir dari proses bisnis, kami harus menghadapi kompetisi di pasar," ujar Indarto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/12). Lebih lanjut Indarto bilang, dengan dibebaskannya impor pupuk dan harga bahan baku utama yang relatif mahal dibanding negara pesaing, membuat margin perusahaan pun ikut tergerus. Sayangnya, Indarto belum mau menyebutkan berapa persen margin perusahaan yang tergerus. Hingga akhir tahun nanti, lanjutnya, Pupuk Indonesia memasang target pertumbuhan bisnis yang cukup konservatif, yakni di kisaran 5% sampai 6%. Menurutnya, meski Pupuk Indonesia membukukan kenaikan volume penjualan dibandingkan tahun lalu, secara absolut relatif sama. " Karena ada penurunan harga pupuk pada semester 1 kemarin," ujar Indarto. Kendati harga gas cukup tinggi, Indarto menjelaskan, dalam menetapkan harga, pihaknya tetap akan memperhatikan pasar. Menurut Indarto, pupuk merupakan komoditas, sehingga harga jual pupuk merupakan harga pasar.