KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tersendatnya impor gula karena harga gula dunia tinggi dan biaya transportasi yang mahal dianggap menjadi satu masalah terutama bagi produsen makan-minum yang menjadikan gula sebagai salah satu bahan baku utama. Terkait fenomena ini, PT Formosa Ingredient Factory Tbk (
BOBA) turut buka suara. Corporate Secretary Formosa Ingredient Factory Sarah Jessica mengatakan, hal tersebut belum berpengaruh secara langsung dengan dengan produksi perusahaan dan hingga saat ini BOBA belum menemui kesulitan penyediaan bahan baku gula. “Namun demikian untuk pengadaan bahan baku gula pada bulan yang akan datang sesuai dengan kontrak akan ada kenaikan harga sebesar 10,16%,” katanya saat dihubungi Kontan, Senin (30/10).
Kenaikan harga gula memang tidak bisa dihindari, namun untuk menyiasatinya, BOBA telah memiliki kerjasama dan melakukan sejumlah pembelian dari produsen gula lokal. “Perusahaan tidak mempunyai cadangan gula, namun perusahaan telah bekerjasama dan melakukan pembelian bahan baku dari pabrik gula yang merupakan perusahaan lokal,” kata Jessica.
Baca Juga: Prediksi Penjualan Akhir Tahun Diramal Naik, Formosa (BOBA) Akan Rilis Produk Baru Selain gula, ternyata komposisi bahan baku impor BOBA cukup tinggi. Di mana sampai saat ini, bahan baku yang masih diimpor sebesar 59,15%. Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini, juga bisa berdampak pada beban perusahaan yang memiliki komposisi impor besar. Sekedar mengingatkan, rupiah ditutup di level Rp 15.939 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (30/10). Namun, Jessica menyebut, pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu berpengaruh pada BOBA. Lantaran, sumber impor terbesar BOBA adalah Australia yang menggunakan dolar Australia. “Terdapat 83,36% bahan baku yang diimpor dari negara Australia dengan kontrak rate tertentu dan transaksinya menggunakan mata uang dolar Australia (AUD) sehingga dengan perubahan nilai tukar terhadap rupiah tidak terlalu berpengaruh,” lanjut dia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguatan mata uang dolar AS pada akhir-akhir ini belum memberikan dampak langsung terhadap biaya produksi perusahaan. “Kami juga telah melakukan kerjasama dengan kontrak harga tertentu dengan beberapa perusahaan lokal sehingga perseroan tidak terimbas langsung atas naik atau turunnya kurs mata uang asing,” pungkas Jessica. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari