KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Dalam pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 dijelaskan bahwa penggunaan rapid test tidak dianjurkan untuk kepentingan diagnostik. Untuk itu, pemeriksaan berkelanjutan dapat dilakukan dengan swab test atau pemeriksaan PCR. Dengan cara pengambilan spesimen untuk pemeriksaan PCR yang direkomendasikan, nantinya akan diambil di nasofaring, di ujung hidung atau ujung bagian tenggorokan dalam. Pemeriksaan tersebut dilakukan memasukkan swab yang terbuat dari dakron atau rayon steril, dengan tangkai plastik atau jenis flox swab sehingga tangkainya akan lebih lentur ke dalam hidung. Sampel cairan kemudian akan dikirimkan ke laboratorium dengan hasil yang bisa diterima maksimal 1 hari. Untuk itu, swab test PCR memang lebih disarankan untuk mengetahui apakah masyarakat reaktif atau non reaktif terhadap Covid-19. Hanya saja, kebutuhan biaya swab test memang lebih besar dibanding rapid test. Baca Juga: Keluar masuk Jakarta wajib sertakan hasil rapid test mulai 18 Desember Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bidang Keuangan dan Perbankan Ajib Hamdani mengatakan idealnya harga swab test adalah di bawah Rp 1 juta. “Idealnya dibawah Rp 1 juta, karena salah satunya di efek psikologisnya. Kalau range harga Rp 900 sampai jutaan itu terlalu jauh dan malah menjadikan pertanyaan apakah ada bedanya dari segi kualitas hasil atau tidak,” kata Ajib kepada KONTAN, Rabu (16/12). Menurut Ajib, dengan range harga tersebut akan lebih masuk akal bagi masyarakat yang ingin melakukan swab test. Apalagi tentunya pada karyawan-karyawan perusahaan yang masih harus melakukan aktivitas kerja di kantor. Ajib mengatakan, perusahaan harus memiliki kebijakan tersendiri terkait pemerikaan swab test PCR. “Menurut saya ditanggung atau tidak oleh perusahaan ini sifatnya kebijakan bukan kewajiban. Karena tak dipungkiri swab test yang ditanggung akan menjadi cost tambahan bagi dunia usaha,” katanya. Sementara itu menurut Ekonom CORE, Piter Abdullah mengatakan pemerintah seharusnya bisa meringankan biaya swab test PCR. Hal ini karena masih banyaknya masyarakat yang enggan melakukan swab karena biaya yang tinggi. Baca Juga: Catat, daftar rumah sakit dan klinik penyedia tes PCR swab virus corona "Seharusnya pemerintah meningkatkan pelaksanaan swab dengan meringankan biaya swab. saat ini masyarakat menghindari test swab karena beban biaya yang tinggi,” katanya. Menurutnya, masyarakat yang menghindar untuk melakukan swab test karena biaya yang cukup mahal, maka semakin banyak masyarakat dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) akan semakin tinggi. “Ini akan berdampak pada kasus Covid-19 yang terus meningkat,” tambahnya. Piter mengatakan untuk meningkatkan pelaksanaan swab test pemerintah seharusnya memberikan subsidi yang cukup besar sehingga biaya swab bisa terjangkau. Terutama untuk kelompok masyarakat bawah bahkan seharusnya bisa diberikan secara gratis. “tidak hanya yang sudah bergejala, tetapi semua masyarakat yang punya kesadaran untuk melakukan test,” tutupnya. #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli