Harga internasional naik, pengrajin tempe khawatir



JAKARTA. Harga kedelai dunia terus menunjukkan peningkatan. Mengutip Bloomberg, harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman bulan Mei terpantau mencapai US$ 14,6 per bushel (1 bushel sekitar 27,2 kg), atau naik 16,8% dibandingkan awal tahun yang masih dikisaran US$ 12,5 per bushel.

Walau terjadi tren peningkatan harga, namun harga beli kedelai impor oleh para pengrajin tempe dan tahu cenderung stabil. Nilai tukar rupiah terhadap dollar yang cenderung menguat bila dibandingkan akhir tahun 2013 lalu yang mengakibatkan harga jual kedelai impor tidak berfluktuasi terlalu tajam.

Aip Syarifudin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengatakan, pada saat akhir tahu lalu nilai tukar rupiah berada dikisaran Rp 12.500. Sementara sejak awal tahun trennya sudah membaik hingga saat ini dikisaran Rp 11.500.


Meski demikian, Aip tetap khawatir dengan adanya tren peningkatan harga kedelai tersebut. "Kalau dilihat dari harga kedelai di Amerika Serikat (AS) yang naik melambung tinggi ini cukup mengkhawatirkan, tetapi dengan penguatan nilai tukar rupiah kenaikan harga tidak banyak," kata Aip, Rabu (23/4).

Berdasarkan pantauan Gakoptindo, harga kedelai impor yang dibeli oleh pengrajin tempe dan tahu saat ini berada dikisaran Rp 8.300 per kilogram (kg)-Rp 8.500 per kg. Harga ini, menurut Aip jauh lebih baik bila dibandingkan akhir tahun lalu yang sempat menyentuh Rp 11.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan