Harga IPO Mitra Pinasthika di Rp 1.500



JAKARTA. Perusahaan distributor motor PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPM) menetapkan harga penawaran saham perdananya di Rp 1.500 per saham. Harga itu mencerminkan 12,9 kali perkiraan laba bersih MPM di 2013.

Harga itu merupakan batas paling bawah dari rentang harga penawaran awal yaitu Rp 1.500-Rp 2.000. MPM melepas 1,015 miliar saham. Artinya dalam aksi ini MPM bakal mengantongi dana sekitar Rp 1,5 triliun.

Sumber KONTAN mengatakan, saham MPM kelebihan permintaan atau oversubscribed dua kali lipat. "Saham ini ditetapkan di Rp 1.500 dan oversubscribed dua kali," ujar dia, Senin (13/5). Dia menambahkan, peminat saham MPM berasal dari investor luar negeri, terutama dari Asia dan London. MPM melakukan global offering ke Singapura, Hongkong, dan London.


Sebelumnya, Direktur Utama MPM Tossin Himawan mengatakan, kinerja MPM terus bertumbuh. Tahun lalu, MPM mencatatkan kenaikan pendapatan bersih 27,49% menjadi Rp 10,7 triliun. Laba bersih di 2012 juga meningkat 70% menjadi Rp 374 miliar.

Sebagian besar dana IPO MPM akan digunakan untuk ekspansi. Rinciannya, 25% untuk akuisisi perusahaan penyewaan kendaraan oleh anak usaha MPM, PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, sebesar 23% untuk membangun fasilitas pabrik pelumas, PT Federal Karyatama (FKT), dan 19% untuk akuisisi sisa saham FKT.

Lalu, sekitar 9% akan digunakan melunasi utang ke DBS Indonesia dan ANZ Indonesia. Sebesar 13% untuk membeli 3.000 mobil baru. Sisanya akan dipakai untuk membuka kantor cabang anak usaha di bidang asuransi, PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPM Insurance) dan modal kerja.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, harga MPM di batas bawah menandakan investor kurang agresif. Sepertinya, investor masih wait and see terhadap kondisi pasar saham yang rawan koreksi. Padahal, prospek otomotif masih bagus. "Dibandingkan produsen motor, margin distributor masih lebih tipis," kata dia.

Alfatih yakin, harga MPM murah dan bisa menjadi incaran. Tapi, investor harus cermat karena rentan IHSG koreksi dan bisa mempengaruhi saham perdana. Ia menyarankan investor trading buy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana