Harga IPO Nusantara Properti ditetapkan di rentang Rp 102-Rp 110 per saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Properti International akan melakukan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO).

Nusantara Properti berencana melepas 2 miliar saham biasa atas nama yang berasal dari portepel perusahaan atau setara dengan 25% dari modal yang disetor setelah penawaran umum perdana.

Perseroan menetapkan harga penawaran saham di kisaran Rp 102 hingga Rp 110 per saham dengan menyiratkan Price to Book Value (PBV) sebesar 1,2 kali. Maka, perseroan bakal mengantongi dana segar senilai Rp 204 miliar hingga Rp 220 miliar.


Adapun 80% dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk melakukan peningkatan penyertaan modal kepada entitas anak usaha PT Nusantara Mandala Prima (NMP).

Sementara sisa dana IPO yang sebesar 20% akan digunakan untuk peningkatan penyertaan modal pada entitas anak PT Nusantara Jaya Realty (NJR).

Perinciannya, sekitar 10% akan dipinjamkan kepada PT Roku Bali Internasional Indonesia untuk renovasi bangunan The Seri Villas Ubud. Dengan rincian untuk renovasi bangunan senilai Rp 16 miliar dan pembelian peralatan sebesar Rp 4 miliar.

Lalu, sekitar 10% akan dialokasikan untuk pinjaman kepada entitas anak PT Mimpi Design (MD) untuk membayar utang kepada Bank Victoria International Tbk dan untuk modal kerja.

Sesuai prospektus perusahaan, saat ini saham perseroan dimiliki oleh PT Karunia Berkah Jayasejahtera dan PT Sukses Makmur Jayapratama yang masing-masing sebesar 55% dan 45%. Setelah IPO, kepemilikan keduanya akan susut masing-masing menjadi sebesar 41,25% dan 33,75%.

Terbitkan waran

Selain menerbitkan saham perdana, perseroan juga akan menerbitkan waran seri I senilai 2 miliar waran atau sebesar 33,33% terhadap keseluruhan modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Adapun rasio warannya sebesar 1:1 dalam waktu 3 tahun dengan kebijakan dividen sebanyak-banyaknya 30% dari laba setelah pajak. Hasil dari waran tersebut akan dipakai untuk modal kerja perseroan.

Adapun bookbuilding saham akan dilakukan pada 19 Desember 2018 hingga 7 Januari 2019 dan masa penawaran dilangsungkan pada 14 Januari hinga 15 Januari 2019. Rencananya, pencatatan saham perseroan di bursa efek dilakukan pada 21 Januari 2019 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie