Harga IPO Saratoga dan Semen Baturaja



JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya menetapkan harga perdana saham alias initial public offering (IPO) di Rp 5.500. Harga ini lebih rendah daripada harga penawaran Rp 6.100-Rp 7.800.

Saratoga akan melepas saham 10%-15%. Jika melepas 271 juta saham (10%), Saratoga bisa meraup dana IPO Rp 1,49 triliun. Sementara, apabila melepas 430 juta saham (15%), Saratoga akan mendapat Rp 2,36 triliun.

Manajemen Saratoga masih belum menetapkan jumlah saham yang dilepas ini. Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengatakan, di tengah pasar yang tengah berfluktuasi saat ini, penawaran yang masuk cukup bagus. "Harganya akhirnya ditetapkan di Rp 5.500. Minat penyerapan cukup baik, khususnya mengingat kondisi pasar saat ini," jelasnya kepada KONTAN, Selasa (11/6).


Kondisi lain juga dialami oleh hasil IPO PT Semen Baturaja. Menurut Pamudji Rahardjo, Direktur Utama Semen Baturaja, permintaan investor cukup besar dan sudah sesuai dengan target perusahaan. Namun, dia enggan menyebut harga IPO. "Nanti saja seminggu lagi," kata dia.

Namun, sumber KONTAN menyebutkan, harga IPO Baturaja di Rp 560. Artinya Baturaja bisa meraup dana Rp 1,21 triliun dari hasil melepas 2,16 miliar saham (21,29%).

Analis MNC Securities Reza Nugraha mengatakan, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang akan mempengaruhi permintaan investor terhadap saham perdana. "Kalau tidak benar-benar menarik, investor tidak akan masuk," ujar dia.

Reza juga menambahkan, harga saham sekunder juga berpotensi turun jika pasar menilai kemahalan. Apalagi, saat IHSG dalam tren koreksi. "Harga saham emiten baru bisa turun atau tetap di harga IPO," kata dia.

Karena itu, Direktur Investa Saran Mandiri Jhon Veter menilai, langkah Saratoga mengkoreksi harga penawaran cukup tepat. Sebab, saat ini nilai aset Saratoga pun terkoreksi akibat penurunan harga-harga saham. Maklum, Saratoga merupakan perusahaan private equity yang sangat bergantung pada portofolio perusahaan. "Karena saat ini timing-nya sedang tidak tepat," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana