Harga ITMG turun gara-gara divestasi



JAKARTA. Harga Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada penutupan perdagangan Kamis (2/9) turun 5,6% dari penutupan hari sebelumnya. Hal itu merupakan imbas dari adanya aksi korporasi perseroan yaitu divestasi pemilik saham mayoritas.

Kendati demikian, saham perusahaan batu bara tersebut dinilai masih layak untuk dimiliki. Pasalnya, penurunan tersebut hanya akan bersifat sementara saja.

Presiden Direktur ITMG Somyot Ruchirawat seperti laporan perseroan kepada tertulisnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, pemegang saham mayoritas ITMG, Banpu Minerals Pte Ltd (BMS) yang bermarkas di Singapura melepas 8,72% kepemilikan sahamnya atas ITMG.


Angka itu setara dengan 98,5 juta lembar saham seharga Rp 36.150 per saham. Berarti total transaksi yang terjadi itu sekitar Rp 3,56 triliun. "Transaksi dilakukan mulai 2 September dan diperkirakan akan selesai pada 7 September 2010 mendatang." ungkapnya, di Jakarta, Kamis (2/8).

Dengan pelepasan itu, saat ini porsi kepemlikan BMS menjadi 65% dari 73,72%. Adapun sebesar 0,01% dimiliki oleh sang Presdir yaitu Somyot Ruchirawat dan sisanya 26,27% dimiliki oleh publik.

Terkait hal itu, analis Sucorinvest Central Gani Frederick Daniel Tanggela berpendapat, pelepasan yang dilakukan pemilik saham mayoritas itu tergolong kecil dan diperkirakan tidak akan mengganggu kinerja keuangan perseroan.

Penurunan dinilai Frederick tidak lebih dari sentimen negatif dari aksi korporasi perseroan yang tidak akan berlangsung lama. "Kalau dilihat dari fundamentalnya, ITMG termasuk perusahaan yang baik, kami menilai harga wajar sahamnya ada di level Rp 37.950 per saham," ujarnya.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham ITMG bertengger di posisi Rp 37.100 per saham, turun 5,6% dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Pada pertengahan perdagangan, harga sahamnya sempat berada di level Rp 36.750 per saham, namun kemudian kembali naik.

Kendati harga sahamnya masih berada di bawah harga valuasinya, Frederick menyarankan agar investor tetap memegang saham perusahaan batu bara tersebut (hold). Ketika harganya turun hingga 10% berada di bawah harga wajar berdasarkan hitungan Sucorinvest, maka Frederic menyarankan untuk beli. Pasalnya, prospek ITMG masih sangat baik. "Harga batu bara tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu, dan memang dampaknya baru akan dirasakan perseroan di tahun mendatang, karena memang terjadi selisih setahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.