KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga jagung yang menyentuh Rp 6.000 per kilogram (kg) dari harga eceran tertinggi Rp 4.000 per kilogram membebani industri pakan ternak. Salah satunya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Kendati begitu, analis optimistis kinerja JPFA masih dapat tumbuh tahun ini seiring penurunan harga jagung karena memasuki panen raya dan mendekati bulan ramadan dan lebaran. Penurunan harga jagung saat ini sudah terasa. Dimana di pasaran harga jagung pakan ternak turun dikisaran Rp Rp 5.009 per kg dari sebelumnya Rp 6.000 per kg. Penurunan harga jagung dan kenaikan harga anak ayam usia sehari (DOC) dan ayam broiler jelang lebaran bisa membawa katalis positif pada kinerja JPFA tahun ini. Analis RHB Sekuritas Michael Wilson mengatakan, harga jagung yang tinggi akan mempengaruhi kinerja JPFA yang membuat margin keuntungannya bisa turun. Ia bilang, seharusnya hal ini tidak perlu terjadi bila Perum Bulog mampu menstabilkan harga jagung.
Harga jagung masih tinggi, begini rekomendasi analis pada kinerja JPFA
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga jagung yang menyentuh Rp 6.000 per kilogram (kg) dari harga eceran tertinggi Rp 4.000 per kilogram membebani industri pakan ternak. Salah satunya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Kendati begitu, analis optimistis kinerja JPFA masih dapat tumbuh tahun ini seiring penurunan harga jagung karena memasuki panen raya dan mendekati bulan ramadan dan lebaran. Penurunan harga jagung saat ini sudah terasa. Dimana di pasaran harga jagung pakan ternak turun dikisaran Rp Rp 5.009 per kg dari sebelumnya Rp 6.000 per kg. Penurunan harga jagung dan kenaikan harga anak ayam usia sehari (DOC) dan ayam broiler jelang lebaran bisa membawa katalis positif pada kinerja JPFA tahun ini. Analis RHB Sekuritas Michael Wilson mengatakan, harga jagung yang tinggi akan mempengaruhi kinerja JPFA yang membuat margin keuntungannya bisa turun. Ia bilang, seharusnya hal ini tidak perlu terjadi bila Perum Bulog mampu menstabilkan harga jagung.