KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim kering membuat kualitas jagung untuk pakan menjadi lebih baik. Harga mengalami kenaikan dan menguntungkan petani. Namun disisi lain, harga pakan jadi melambung karena harga beli lebih mahal, tak lupa efek dollar dan impor masih berperan besar. Maka, pemerintah seharusnya menggenjot penyediaan bahan baku pakan. Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesi (APJI) Sholahuddin menyatakan kini harga jagung kering dalam tiga bulan terakhir stabil dengan di pabrik di kisaran Rp 3.800-3900 per kilogram, sedangkan di tingkat petani Rp 3.500-3.600. "Ini harga ideal, petani untung dan industri tidak terlalu tinggi," kata Sholahudin, Jumat (3/8).
Menurutnya pada periode Februari-Maret lalu akibat hujan deras, kualitas jagung kering jadi tidak bagus dan dihargai Rp 3.200 -Rp 3.300 per kg. Maka dengan musim panas yang stabil kering, bahkan terindikasi panjang, menjadikan kualitas jagung kering jadi lebih baik. Asal tahu umumnya industri pakan ternak menyerap jagung kering petani yang memiliki tingkat kadar air 14%-17%. Sedangkan dari sisi Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak Desianto Utomo menyatakan harga beli jagung di Jabodetabek untuk kadar air 15% senilai Rp 4.300-4.400 per kg dari supplier. Kemudian harga pakan ayam broiler Rp 6.500 per kilogram dan ritel mencapai Rp 6.800 per kg, harga pakan ayam petelur di Rp 5.500 per kg. Harga tersebut menurutnya sudah mengalami kenaikan 5%-8% dari biasanya lantaran perkara bahan baku mentah dan kenaikan kurs. "Ada dua isu, raw material naik dan kurs, dan tidak serta merta produsen pakan menaikkan harga, kita tahan dulu," jelas Dessianto. Menurutnya, pihaknya menaikkan harga pakan secara bertahap agar tidak mendadak membebani industri. Namun ia menegaskan, kenaikan harga pakan ternak merupakan komponen independen dari harga ayam dan telur di pasar. Maka untuk menekan kenaikan harga dari sisi pakan, Dessianto melihat pemerintah dan industri swasta harus mendorong produktivitas petani dalam sektor jagung. Menurut Dessianto, pada periode Januari hingga Mei tingkat penyerapan jagung untuk pakan telah mencapai 2,8 juta ton dari total kebutuhan tahunan 7,6-7,8 juta ton. Kemudian panen jagung semester-i telah mencapai 65% dari produksi tahun ini.
"Sisanya nanti di kuartal 3 dan 4 sebesar 35%, harga akan stable high atau naik dikit. Sementara ketersediaan jagung digeber di perluasan daerah tanam," kata Dessianto. Menurutnya terdapat perluasan area tanam jagung di Minahasa, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, tapi produktivitas petani area tersebut belum mencapai maksimal. Apalagi area tersebut masih terkendala fasilitas dasar seperti mesin pengering. Oleh karena itu, Dessianto melihat pemerintah harus lebih aktif meratakan pembangunan fasilitas penunjang petani. Tane Hadiyantono Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia