Harga Jual 35% Saham BUMI Masih Bisa Berubah



JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan segera berpindah tangan. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memutuskan untuk menerima tawaran Northstar Pacific yang akan membeli 35% saham Bumi seharga US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 14,04 triliun.

Di balik Northstar ada nama PT Tambang Bukit Asam (PTBA) yang ikut membeli Bumi. Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Sukrisno membenarkan bahwa perusahaannya terlibat dalam akuisisi Bumi. "Baru Northstar dan kami yang memastikan masuk dalam konsorsium," katanya, kemarin. Sampai saat ini, baik Northstar maupun PTBA belum membagi porsi kepemilikan saham Bumi.

Sedianya, selain PTBA, dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS), akan ikut dalam konsorsium ini. Tapi hingga kini belum jelas keputusan kedua BUMN tersebut. "Yang lain masih tergantung komisaris," ujar Sukrisno.


Hingga pertengahan pekan lalu, selain konsorsium Northstar, Tata Group dan San Miguel Corporation juga masuk menjadi kandidat terkuat pembeli Bumi. Toh, akhirnya BNBR memilih Northstar, perusahaan investasi yang punya hubungan erat dengan Texas Pacific Group asal AS. "Northstar memberi penawaran terbaik dari sisi harga," ujar Ari Saptari Hudaya, Direktur BNBR, Sabtu (1/11).

Ari menyatakan , BNBR telah menandatangani perjanjian penjualan 35% saham Bumi itu pada hari Jumat malam lalu (31/10). "Transaksi ini dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS)," katanya. Penjualan saham Bumi ini juga tanpa opsi buy back atau BNBR tidak bisa membeli kembali di belakang hari.

Hitung punya hitung, mengacu pada total saham yang dijual yakni 6,79 miliar saham, dan kurs Rp 10.800 per dolar AS saat perjanjian itu, artinya BNBR menjual Bumi seharga Rp 2.068 per saham. Nilai tersebut lebih rendah 4,9% dari harga saham Bumi sebelum dibekukan atau suspend perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Oktober lalu sebesar Rp 2.175 per saham.

Harga Bumi kali ini juga setara dengan 60% nilai sewaktu BNBR mengakuisisi Bumi pada April 2008. Ketika itu, BNBR mengakuisisi Bumi seharga Rp 5.435 per saham. BNBR mengakuisisi Bumi dengan dana publik hasil penerbitan saham baru (rights issue).

Meski begitu, kata Ari, nilai akuisisi tersebut masih bisa berubah. "Bisa terjadi price adjustment dari hasil due dilligence," kata Ari. Sebab, Northstar membutuhkan waktu tiga hingga empat pekan untuk melakukan verifikasi seluruh data termasuk modal kerja yang dibutuhkan oleh Bumi nantinya.

Maklum, Northstar selaku pembeli belum sempat melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap isi Bumi. Alasannya, BNBR dikejar tenggat waktu penyelesaian transaksi ini oleh BEI dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Betrand Raynaldi, Kepala Riset Panca Global Securities, menilai harga pembelian US$ 1,3 miliar itu menguntungkan Northstar. Alasannya, saat ini Bumi memiliki 70% saham PT Kaltim Prima Coal dan 70% saham PT Arutmin Indonesia. Taksiran nilai kedua perusahaan sekitar US$ 4,6 miliar. "Harga beli ini murah," imbuhnya.

Buat membayar utang

Sekadar tambahan informasi, belakangan ini, Northstar sering terlibat dalam proses akuisisi di Indonesia. Tahun lalu, perusahaan milik Patrick Walujo ini sukses mengambil alih Bank BTPN dari tangan PT Recapital Advisors. Northstar juga kerap dikaitkan-kaitkan dengan Keluarga Bakrie.

BNBR akan menggunakan duit hasil penjualan 35% saham Bumi untuk membayar utang. Namun, Ari tidak merinci utang mana akan dibayar, apakah utang US$ 1,2 miliar kepada kreditur asing,  termasuk utang repo saham yang kabarnya mencapai lebih Rp 6 triliun.

Direktur Utama BEI Erry Firmansyah meminta BNBR menggelar paparan publik pekan ini. "Ini untuk menjelaskan maksud semua transaksi ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie