Harga jual batubara diproyeksi naik, Bayan Resources (BYAN) kerek target kinerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memutuskan untuk merevisi target dan proyeksi kinerja keuangan tahun ini. Hal ini seiring dengan terjadinya lonjakan harga sejak batubara kuartal keempat 2020, yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dikombinasikan dengan perubahan terkini dalam undang-undang pertambangan.

Mengutip panduan revisi tahun 2020 di laman resmi BYAN, dikutip Selasa (13/4), emiten batubara milik taipan Low Tuck Kwong ini memperkirakan harga jual rerata atau average selling price (ASP) batubara berada pada kisaran US$ 46 hingga US$ 48 per ton. ASP ini berdasarkan harga referensi benchmark (Newcastle) yang rata-rata diperkirakan dalam rentang antara US$ 80 hingga US$ 85 per ton.

Rinciannya, ASP pada kuartal pertama diproyeksi berada di rentang US$ 45 – US$ 47 per ton, ASP pada kuartal kedua diproyeksi sebesar US$ 48 – US$ 50, ASP pada kuartal ketiga sebesar US$ 46- US$ 48, dan ASP pada kuartal keempat 2021 sebesar US$ 46- US$ 48 per ton.  


Baca Juga: Laba Bayan Resources (BYAN) melonjak 47,15% pada 2020

Asumsi ASP ini naik dari proyeksi yang dipasang BYAN sebelumnya. Kala itu, BYAN memproyeksikan ASP batubara hanya berada pada kisaran US$ 38 hingga US$ 40 per ton, berdasarkan harga rata-rata referensi benchmark (Newcastle) antara US$ 62 hingga US$ 67 per ton.

 
BYAN Chart by TradingView

Meski demikian, BYAN memutuskan untuk tidak mengubah panduan target kinerja operasional tahun 2021.  Total produksi batubara BYAN pada tahun 2021 ditetapkan pada kisaran 32 juta ton hingga 34 juta ton, dengan penjualan yang juga diproyeksi pada kisaran yang sama.

Naiknya perkiraan ASP pun berimbas pada naiknya estimasi pendapatan BYAN tahun ini. “Pendapatan diperkirakan antara US$ 1,4 miliar hingga US$ 1,6 miliar,” tulis manajemen BYAN. 

Sebelumnya, BYAN memperkirakan pendapatan hanya berkisar antara US$ 1,1 miliar hingga US$ 1,3 miliar.

Pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA diperkirakan juga naik, dari semula US$ 300 juta menjadi US$ 650 juta tahun ini. Sementara biaya tunai (cast cost) diperkirakan berada dalam kisaran US$ 25 hingga US$ 27 per ton, sudah termasuk biaya pokok penjualan serta royalti.

Di sisi lain, anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) BYAN tidak berubah, yakni pada kisaran US$ 170 hingga US$ 190 juta.

Selanjutnya: PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Mengalokasikan Anggaran Hingga US$ 190 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi