Harga jual besi dan baja di ritel naik lebih dari 20%, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah toko besi dan baja ritel mengakui terjadi kenaikan harga jual ke hampir semua produk sejak Januari 2021. Dari hasil pengamatan Kontan ke beberapa toko, terjadi kenaikan harga besi dan baja mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per-batang. 

Sumber KONTAN menjelaskan kenaikan harga di tingkat konsumen dipicu karena sejumlah hal. Pertama, harga bahan baku yang meningkat. Jika dibandingkan dengan akhir Januari 2021 kenaikan harga bahan baku saat ini sudah naik sekitar 10%. 

Kemudian, pasokan besi dan baja yang terbatas seiring dengan permintaan yang meningkat. Permintaan besi dan baja meningkat karena adanya proyek-proyek yang sudah mulai berjalan. Informasi ini senada dengan penjelasan dari sejumlah produsen besi dan baja yakni PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP). 


Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan naiknya harga jual karena terjadi kenaikan harga iron ore dunia. "Harga jual mengikuti harga pasar dunia saja. Saat ini rata-rata harga jual naik sekitar 20-30%," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/3). 

Baca Juga: Maret ini, Krakatau Steel (KRAS) ekspor 20.000 ton baja ke Eropa

Kendati begitu, Silmy optimistis bahwa kenaikan harga jual besi dan baja saat ini tidak terlalu berpengaruh pada kinerja Krakatau Steel. Silmy memproyeksikan kinerja penjualan akan tetap positif karena kenaikan bahan baku selalu diikuti kenaikan harga baja. 

Chief Strategy Officer Steel Pipe Industry of Indonesia,  Johannes Edward mengakui saat ini seluruh bahan baku baik lokal maupun impor sedang mengalami kenaikan yang cukup tinggi.  

"Secara umum seluruh baja mengalami kenaikan, mulai dari Hot Rolled Steel (HRC), Cold Rolled Steel (CRC), GI dan Stainless Steel. Sebenarnya kenaikan sudah mulai dirasakan sejak Agustus 2020 dan kenaikannya sangat luar biasa," jelas Johannes saat dihubungi terpisah. 

Johannes mencontohkan, harga HRC di Amerika bulan Agustus 2020 masih sekitar US$ 500 per ton, adapun harganya saat ini sudah mencapai sekitar US$ 1.200 per-ton. Strategi ISSP untuk menyesuaikan kenaikan harga bahan baku ini dengan mengombinasikan sumber bahan bakunya. 

"Saat ini kenaikan harga jual berkisar 50%. Namun demikian mengingat tren kenaikan yang masih berlangsung, sangat besar kemungkinan kami akan menyesuaikan kembali dalam waktu dekat," kata Johannes. 

Meski ada kenaikan harga bahan baku dan harga jual, Johannes bilang kenaikan ini juga berdampak ke seluruh pemain sehingga Spindo melihat dampak spesifik ke kinerja  tidak signifikan. 

Selanjutnya: Ini beberapa katalis positif yang kuatkan kinerja Krakatau Steel (KRAS) tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .